Minggu Pagi di Hutan Lindung Sungai Wain

August 15, 2016

Foto-foto Dulu Sebelum Trekking 

Beberapa hari yang lalu, saya dan beberapa teman sengaja melakukan trekking di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dengan beberapa alasan, seperti : refreshing, dokumentasi untuk keperluan pekerjaan, dan mencari pengalaman baru. Sebagai orang Balikpapan, dilahirkan di Balikpapan, hari itu adalah hari pertama kami menginjakkan kaki di HLSW. Seharusnya, kami datang pagi-pagi sekali mengingat aktivitas satwa-satwa diurnal (aktif di siang hari) dimulai sejak subuh, tapi apa daya kami tiba pukul 06.30 yang seharusnya sudah mulai trekking pada pukul 06.00. Sehingga kami baru mulai melakukan perjalanan pada pukul 06.45.


Terdapat 3 Ekor Buaya di Danau Ini

Perjalanan diawali dengan melewati danau yang terdapat di HLSW, terdapat 3 ekor buaya sepanjang 3 meter di danau ini yang untung saja tidak menampakkan diri pada hari itu. Sebelumnya ada buaya berukuran besar yang terpaksa harus dipindahkan oleh pihak pengelola HLSW. Buaya tersebut sejak kecil sering diberi makan oleh warga sehingga buaya menjadi agresif meminta makan dari warga yang pada akhirnya meresahkan. Sejak saat itu, larangan keras pemberian makan dalam bentuk apapun kepada satwa-satwa liar yang ada di HLSW diberlakukan karena dapat merubah perilaku alami satwa.


Terdapat Beberapa Pilihan Jalur Trekking


Yang Tidak Terekspos dan Terekspos Sinar Matahari


Barisan Rayap Pada Batang Pohon Tumbang

HLSW yang merupakan hutan tropis dataran rendah didominasi oleh pohon jenis meranti (Shorea sp). Pohon-pohon bernilai ekonomis ini dapat tumbuh hingga ketinggian 60 meter, makannya gak heran ya kalau pembalakan liar marak terjadi di Hutan Kalimantan (yang sebenarnya terjadi di semua hutan di Indonesia). Bayangkan saja, berapa nilai dari kayu meranti setinggi puluhan meter itu jika dijual di pasaran. Menggiurkan bagi oknum-oknum egois yang tidak bertanggungjawab.

Sepanjang perjalanan kami ditemani suara burung yang bersahut-sahutan, rasanya menenangkan sekali walaupun wujudnya tidak terlihat. Kami ingin melihat rangkong yang terdapat di HLSW, namun, karena habitat rangkong terdapat pada pucuk pohon yang super tinggi dan kami tidak memiliki binocular, jadi saja kami tidak melihat rangkong, hanya beberapa kali mendengar suaranya. Beberapa satwa liar eksotis yang ada di HLSW seperti beruang madu, macan kumbang, kucing hutan, dan bekantan tidak terlihat oleh kami. Sebagian karena mereka merupakan hewan nokturnal (aktif di malam hari) dan sebagian karena mereka sudah beristirahat saat kami melakukan trekking. Lagipula, kami juga terlalu berisik sehingga menyebabkan satwa-satwa yang ada bersembunyi. Hanya saja sering kali temukan kulit buah bekas makan monyet, dan jejak kaki babi hutan di kubangan sepanjang jalan setapak.  Next time, kami akan lebih tenang.

Setelah melakukan perjalanan sejauh 7 KM, kami melewati sebuah sungai. Pada saat pasang, sungai ini akan dilewati buaya karena 5 KM kearah hilir memang tempat nongkrongnya para buaya, mereka menyebutnya Gudang Buaya, karena begitu banyaknya buaya di tempat itu. Lumayan thrilling juga melewati jembatannya. 

Pohon Meranti dan Sungai Yang dilewati Buaya Saat Pasang

Di sisa perjalanan, lintasan tidak seberat, sepertiga lintasan di tengah perjalanan, yang merupakan kubangan lumpur yang dihuni para pacet. Tahu pacet kan? Binatang parasit yang suka menempel dan menghisap darah. Kami tiba di ujung lintasan pada pukul 10.30 dan bertemu segerombolan lelaki bersepeda yang tampaknya sedang melakukan touring dan mengajak kami untuk foto bersama. Lumayan..

Oleh-oleh trekking di HLSW? Banyak! Selain pengalaman baru, olahraga yang menyenangkan (kami berjalan sepanjang 9 KM pada akhirnya), dan tentu saja pacet yang menempel di hampir semua kaki peserta trekking (terapi kesehatan gratis). Yuk! Cobain trekking di Hutan Kalimantan! 

Foto Bareng yang Lagi Touring 


Catatan :

  1. Buat janji sebelum melakukan trekking (persiapan guide dll)
  2. Trekking jauh lebih baik dilakukan pagi-pagi sekali,
  3. Kenakan sepatu tertutup dan kaos kaki.
  4. Kenakan celana panjang dan baju lengan panjang untuk menghindari goresan dari tanaman dan gigitan serangga.
  5. Lotion anti nyamuk dapat dioleskan pada pakaian dan sepatu selain badan untuk menghindari pacet menempel.
  6. Bawa kamera karena akan banyak hal yang dapat didokumentasikan
  7. Bawa binocular (bisa pinjam atau sewa)
  8. Bawa bekal minum
  9. Jangan buang sampah sembarangan selama trekking




Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW)
Jl. Raya Balikpapan - Samarinda KM 15
Balikpapan - Kalimantan Timur
Indonesia

You Might Also Like

0 comments