Agar Pantai Kutang bersih dan Indah

July 08, 2017

Salah satu yang paling saya rindukan ketika jauh dari tanah air adalah keindahan dan kehangatan pantai tropis lengkap dengan barisan nyiur melambai. Namun sejak kembali ke Indonesia akhir Februari lalu, belum sekalipun kaki ini terkena air laut. Begitupun si Alif. Yang ada dalam ingatannya hanya pantai Scheveningen berangin bulan April yang dingin kencang dan kelabu mendung. 

Karena kerinduan akan pantai itulah, ketika mudik ke kampung suami di Bojonegoro (Jawa Timur), saya berusaha mencari-cari informasi tentang keberadaan pantai yang tidak terlalu jauh dari lokasi kami, namun cukup bagus. Akhirnya saya menemukan informasi tentang Pantai Kutang yang terletak di Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Pantai ini termasuk pantai yang berada di utara Pulau Jawa. Menurut google map, pantai yang katanya keindahannya luar biasa tersebut bisa dicapai dalam waktu 1,5 jam dengan mobil dari tempat kami di Kecamatan Kepoh Baru, Bojonegoro. 

Indah, tapi jika dilihat lebih dekat, di pasir pantai agak ke atas dan di daerah hutan bakau banyak sampahnya!
Setelah nyasar dan beristirahat beberapa kali di perjalanan, kami tiba di kawasan Wisata Pantai Kutang yang ternyata berlokasi di area ladang garam dan banyak ditumbuhi tanaman bakau. Meskipun termasuk wilayah Kabupaten Lamongan, pantai ini lokasinya tidak jauh dari Jalan Raya Tuban-Gresik. Sebelum nama ini populer, pantai ini dikenal dengan nama Pantai Labuhan. Lalu mengapa sekarang disebut Pantai Kutang? Menurut penduduk setempat, banyak terdapat pakaian dalam perempuan a.k.a kutang ditemukan tersangkut di akar-akar bakau dan pantai. Pakaian-pakaian dalam yang tertinggal itu konon milik pengunjung yang sengaja ditinggalkan. Entahlah benar atau tidak. 

Dari areal parkir motor, kami berjalan kaki sekitar 10 menit melewati beberapa ladang garam dan rumpun tanaman bakau. Lalu ketika akhirnya kami mencapai pantai, sesungguhnya pantainya memang indah, not bad. Pantai dan laut dipenuhi oleh terumbu karang yang sudah rusak, kemungkinan besar disebabkan aktifitas para nelayan di masa lalu. Garis pantainya tidak terlalu panjang, namun landai dengan air yang tidak terlalu dalam, berpasir putih, hampir tidak ada ombak. Pantai ini cocok untuk anak-anak kecil yang ingin berenang di laut.

Tapi aduh..di mana-mana sampah plastik bertebaran: bekas makanan dan minuman, dan lain-lain. Di pasir, di jalan, di selokan, bahkan di akar-akar bakau. Di air laut, kami menemukan beberapa botol plastik, keresek, dan sebuah botol kaca. Meskipun sejak awal ekspektasi saya tidak terlalu tinggi untuk pantai ini, banyaknya sampah di kawasan pantai ini benar-benar mengecewakan. Pantai ini memang belum dikelola secara resmi oleh pemerintah Kabupaten Lamongan, hanya penduduk setempat yang tampak mengelola parkir dan membuka warung-warung makan.

Kekesalan saya memuncak dan menyalahkan para pengunjung yang sebagian besar adalah para muda-mudi abege daerah setempat. Suami saya menyaksikan sendiri ketika beberapa di antara pengunjung tersebut seenaknya meninggalkan bekas minuman di pantai. Harus bagaimana sih mengajarkan kepada manusia agar lebih menjaga alam, bahkan yang sesederhana agar tidak membuang sampah sembarangan? 

Pengelolaan sampah sejak dini jelas adalah subjek pelajaran yang darurat wajib diberikan kepada anak usia sekolah dasar di Indonesia. Di berbagai sekolah dan wilayah, kurikulum pendidikan lingkungan hidup yang lebih komprehensif mulai diberikan. Sayangnya materi-materi berkualitas seperti ini belum bisa diberikan secara luas kepada masyarakat. Sekolah-sekolah yang telah berkesadaran terhadap hal-hal semacam ini biasanya sekolah-sekolah swasta atau sekolah negeri unggulan, yang siswanya sebagian besar berasal dari keluarga kelas menengah ke atas yang juga telah lebih sadar mengajarkan kepada anak-anaknya. Untuk keluarga menengah ke bawah, jangankan mengajari anaknya tentang pentingnya menjaga lingkungan, untuk memenuhi kebutuhan harian pun masih sulit.

Back to the topic, bagaimana dong agar Pantai Kutang ini bersih? Saya melihat sudah ada 2-3 tempat sampah diletakkan di pantai. Tapi isinya penuh dan meluap. Berarti niat baik sesungguhnya sudah ada, tapi tidak ada tindak lanjutnya. Tempat sampah yang isinya telah penuh ternyata tidak pernah dikosongkan isinya, sehingga sampah akhirnya semakin bertebaran dan menumpuk di mana-mana. Setelah bengong beberapa saat, jadilah beberapa rekomendasi* untuk menjaga kebersihan dan keindahan Pantai Kutang:
  1. Memberikan pelatihan pengelolaan ekowisata sekaligus pelatihan manajemen pengelolaan sampah kepada aparat dan penduduk Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Karena jika pantai Kutang bersih dan indah, pengunjung, penduduk, maupun aparat desa, semua mendapat manfaat. 
  2. Menyediakan tempat sampah (dengan pemilahan sampah) yang rutin dikosongkan. Sampah plastik bisa dijual kepada pengepul, sampah organik bisa diolah jadi kompos.
  3. Mengingatkan setiap pengunjung agar tidak membuang sampah di pantai, bahkan menganjurkan agar sampah dibawa pulang kembali oleh pengunjung. Bisa dengan cara menuliskan di tiket parkir, memasang papan peringatan di jalan menuju ke pantai, dan memasang papan peringatan di pondok-pondok yang tersedia di pantai. Siapa tau memang ada pengunjung yang benar-benar tidak tahu bahwa sampah itu tidak boleh dibuang ke pantai/laut -_- (kesel!). 
  4. Mengajak pemkab Lamongan agar berpartisipasi mengelola kawasan wisata pantai kutang, yang bisa menjadi salah satu pintu pemasukan daerah dari retribusi tempat wisata.   
Kira-kira segitu dulu usaha terbaik saya sumbang pikiran untuk kebersihan dan keindahan Pantai Kutang, selain dengan terus menerus mengingatkan anak saya, serta para keponakan dan teman-temannya agar tidak membuang sampah sembarangan, dan untuk mengurangi sampah. Semoga calon pengunjung, aparat desa, atau pemkab Lamongan ada yang membaca tulisan ini.

Di beberapa kota di Jerman yang tidak memiliki garis pantai padahal para penduduknya selalu merindukan pantai di musim panas (seperti di kota Münster dan Osnabrück), di sekitar danau dan bendungan pun orang-orang berkumpul untuk berenang dan berjemur. Masa Indonesia yang garis pantainya maha panjang dan indah tidak mau merawat asetnya dan membiarkannya jadi timbunan sampah?

Balita berenang sepuasnya di Pantai Kutang (tapi bersihkan dulu area tempat bermain anak dari sampah dan botol kaca)
*sekalian latihan bikin policy paper :D

You Might Also Like

10 comments

  1. masalah sampah emang susah yaa :') syedih liat bungkus popmie bertebaran gitu :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul.. memang bikin sedih dan frustasi :(. Yang bisa dilakukan kalo belum bisa berkontribusi langsung ya baru segini

      Delete
  2. Sekarang wisata marak dijadikan tempat pembuangan sampah...

    Miris memang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ketika makin populernya kegiatan jalan-jalan tidak disertai kesadaran untuk memelihara lingkungan :(

      Delete
  3. pas baca judulnya, saya langsung penasaran dengan behind the scene-nya kenapa bisa dikasih nama pantai kutang mbak hehe

    sayang banget, cantiknya pantai harus ternoda sama yang namanya sampah :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah terjawab kan rasa penasarannya..hehe..

      Iya, sayang banget ya..

      Delete
  4. Teh tat, baru kunjung lagi ksni...:D
    Setelah bengong terus idenya, mantep yaa hihii.. gimana nggak bengong.
    Asyik banget padahal klo nggak ada sampahnya ya, bersih gitu. Idaman banget..itu namanya kepoh baru.. unik jugaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak..sedih liat sampahnya. Padahal kalo dikelola dengan baik semua bisa dapet untung. Pengunjung senang bisa menikmati pantai yang bersih, penduduk lokal dapet pemasukan, begitupun pemerintah daerah.

      Delete
  5. Nama pantainya unik, dan aku baru tahu.
    Itu sampahnya bikin gak nyaman lihatnya.

    Seharusnya setiap orang yang datang ke pantai, atau berlibur dan bawa makanan yang menimbulkan sampah, jangan sampe buang sampah sembarang. Dan bisa jadi kesadaran sendiri juga kalau buang sampah sembarangan itu akan membuat dampak tidak baik kedepannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya pendidikan di sekolah tentang keharusan membuang sampah pada tempatnya gagal mas. Plus tidak didukung oleh pengelolaan sampah yang baik.

      Delete