Selamat Ulang Tahun Ke-8!

March 06, 2017

Bulan Januari 2017 ini, jejakkatumbiri tepat berusia delapan tahun. Apa? Sudah setua itu tapi masih gini-gini aja? Hehehe... Sebenarnya, berada di tahap ini sudah merupakan sebuah kemajuan bagi kami yang suka sibuk sendiri dengan urusan menyambung hidup, ataupun sekedar urusan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. 

Jejak Katumbiri terlahir awal tahun 2009 di sebuah kamar kos di belakang Toko Sabar-Subur, toko kelontong yang sangat terkenal saat itu di Jatinangor. Sejak masa-masa pertengahan kuliah di sana, kami memang hobi melakukan perjalanan beramai-ramai. Mulai dari jalan-jalan ke Kawah Putih, kemping di dekat Observatorium Boscha, ke Garut, atau sekedar kumpul-kumpul dan makan bersama.

Empat orang mahasiswi yang sedang galau karena persoalan skripsi yang tak kunjung beres atau pekerjaan yang tak kunjung datang walaupun ijasah sudah ditangan hidup, telah sering berkumpul dan mengobrol kesana kemari di kamar kos tersebut. Biasanya mereka membicarakan berbagai hal, mulai dari masalah politik yang (sebenarnya) adalah domain jurusan yang mereka ambil, hingga ke urusan hidup, gosip, dan jodoh. Hingga sampailah ke sebuah ide untuk menulis cerita bersama-sama, cerita apa saja. Ide semakin mengerucut. Keinginan untuk menulis cerita perjalanan bersama-sama semakin kuat.


Lalu apa yang harus dilakukan? Yang paling murah dan sesuai untuk mahasiswi-mahasiswi kere seperti kami saat itu tentunya blog gratisan. Setelah menentukan lokasi, lalu mulai deh memikirkan nama apa yang akan dipakai.

Kebetulan suatu hari kami beramai-ramai jalan-jalan ke Garut, muter-muter ke beberapa tempat wisata, numpang nginep gratisan di rumah kerabat salah satu dari kami. Lalu kami naik sedikit ke Kawah Kamojang, menyaksikan keindahan alam pegunungan Garut. Ketika perjalanan turun, kami melihat semburat pelangi yang indah mewarnai langit pegunungan Garut di sore hari sehabis hujan. Kami yang selama ini terbiasa dengan kepadatan berdebu khas Jatinangor, bengong terpesona. Untung salah satu di antara kami sempat mengabadikan pelangi tersebut dengan kameranya.

Dari pengalaman rame-rame melihat pelangi tersebut, muncullah kandidat nama "Jejak Pelangi" untuk nama blog kami. Tapi kami menganggap jejak pelangi terlalu biasa dan kurang menunjukkan ciri sebagai anak Jatinangor. Lalu lahirlah nama "Jejak Katumbiri", di mana Katumbiri dalam bahasa Sunda berarti pelangi (itu-itu juga sih sebenarnya :D). Sempat pula terlempar ide, suatu hari ingin menerbitkan cerita-cerita ini jadi sebuah buku. Yang sampai saat ini, masih berupa mimpi yang menunggu untuk diwujudkan 😉.

Singkat cerita setelah kelahiran jejakkatumbiri.blogspot.com, beberapa cerita sempat ditulis di tahun 2009, sampai kemudian blog ini kosong selama empat tahun. Awal 2014, kami kembali berkomitmen untuk mengaktifkan blog ini, sebagai tempat untuk menampung cerita dan curahan hati. Seringkali kami berangan-angan, andaikan dari tahun 2009 blog ini rajin kami isi. Tapi angan-angan hanya akan tetap jadi angan-angan jika kami tidak bergerak.

Maka di awal tahun 2017 ini, kami mulai merumuskan beberapa rencana strategis. Karena walaupun sedikit, walaupun pelan, kami menginginkan agar si Jejak Katumbiri ini terus tumbuh dan berkembang. Tidak melulu harus menghasilkan materi atau ribuan visitor demi Google Adsense #eh, tapi cukuplah bagi kami jika Jejak Katumbiri ikut berkembang seiring perubahan kami sebagai manusia 😊

You Might Also Like

6 comments

  1. Wahh udah 8 tahun ya kak. Keren. Selamat ulang tahun Jejak Katumbiri. Akhirnya tau arti dari Katumbiri itu ternyata pelangi 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Kade 😆. Iya..walopun kayak ketumbar, tapi Katumbiri artinya pelangi 😁

      Delete
  2. Aku kudu komen apaaaa....hehehe. Selamat 8th jejakkatumbiri.

    ReplyDelete
  3. Selamat ulang tahun, Jejak Katumbiri :)

    ReplyDelete