Kisah Kibarkan Bendera Indonesia di Hong Kong

September 25, 2016

Sebelumnya, maaf ya kalau postingan ini cenderung mirip rilis versi informal. Hahaha..tapi rasa ini tak sanggup menahan gejolak. Sebagai pelayan publik yang bergerak dibidang promosi, saya sering bangga berlebihan sama negeri ini. Termasuk saat membawa nama bangsa di kancah internasional, meski cuma cecunguk remah-remah sisa gorengan. Ibarat mendaki di gugusan gunung tertinggi, berhasil mejeng alias ikut eksis aja rasanya udah kayak tiba di puncak dan menancapkan sang saka merah putih. #apeu 😅


Bermula dari beberapa waktu lalu Anniesa Hasibuan berhasil menorehkan sejarah di jagad pagelaran busana New York Fashion Week (NYFW) . Sebagai perancang busana muslim pertama, orang Indonesia pertama, serta pertama kalinya para model mengenakan hijab di kancah pagelaran busana terheitz di Amerika Serikat itu, Anniesa Hasibuan bahkan mendapatkan standing ovation dari lebih dari 1.500 pemerhati fashion dunia yang hadir di sana.


Ada perasaan bangga yang menyeruak saat menonton video behind the scene Anniesa Hasibuan milik VOA itu. Lantas memori membawa saya ke tahun 2011, saat masih belum menikah, penugasan pertama dikirim ke Hong Kong, mengawal para pengusaha fashion Indonesia di Hong Kong Fashion Week Spring/Summer 2011. Selain kantor saya, ada juga Kementerian KUKM, Kementerian Perindustrian, dan Disperindag DKI Jakarta yang memfasilitasi jagoan masing-masing seperti Jenahara, Monel, HGL, Lekat, dll dsb. Ada juga peserta mandiri, seperti Ali Charisma dan Ika Butoni yang diundang secara khusus oleh pihak penyelenggara.

Saat di Hong Kong, misi saya dan para pengusaha itu bisa menembus pasar global. Lewat Hong Kong sebagai kota pelabuhan terbesar di dunia dimana cargo dari seluruh dunia bisa dibilang gratis masuk Hong Kong, produk Indonesia diharapkan bisa go internesyenel. Sebuah cita-cita mulia, menurut saya. Makanya alhamdulillah saya merasa bersyukur tatkala melihat produk para eksportir maupun calon eksportir yang difasilitasi diterima oleh pasar internasional.

Tas tangan ulap doyo karya Batik Chic dan Tas dari bekas karung beras karya Madcow (Bali), contohnya, berhasil menarik para pembeli dari Eropa yang sangat menghargai produk ramah lingkungan. Selain itu, karya Ika Butoni (desainer Bali yang lama tinggal di Hong Kong) bertajuk "Buterfly Momma" yang tampil dalam show utama di hari pertama Hong Kong Fashion Week 2011 juga begitu diapresiasi para pengunjung. Gimana ga bangga coba?

Saya begitu terinspirasi dari cerita para pengusaha itu. Mereka meninggalkan zona nyaman dan terus bergerak mengikuti perkembangan, bekerja lebih keras, agar bisa tetap eksis. Dan bisa memutar roda perekonomian.

Dari Hong Kong, mata saya terbuka. Dunia memang tak selebar daun kelor. Butik Forever 21 saja harganya bisa begitu miring hingga bikin gelap mata. Orang Indonesia yang begitu hobi belanja oleh-oleh ternyata begitu dikenal di Ladies Market, Mongkok. Para penjual oleh-oleh bisa melafalkan harga dalam bahasa Indonesia dengan begitu fasih.

Hong Kong yang begitu ramai, dengan luas yang tak begitu besar bisa jadi salah satu kota pelabuhan tersibuk dunia. Kota seakan tak pernah mati. Pernah satu kali pada tengah malam sepulang dari Mongkok, saya mengantarkan salah satu pengusaha muda (masih kuliah) berjalan kaki dari hotel saya di Times Square ke apartemen yang disewanya di Causeway Bay. Pulang sendiri balik ke Times Square dan sebelumnya mampir gerai Mekdi 24 jam, tak takut!

Numpang Nampang di HKFW 2011
Bila tak salah ingat, ada 3 rumah makan Indonesia di Hong Kong. Ragam makanan khas Indonesia seperti pecel ayam, nasi rames, rendang, soto, dijual di sana. Jadi tak perlu resah gelisah karena rindu sambal. Bumbu instan dan kecap Indofood bahkan dijual di pasar tradisional di Hong Kong! Iya sih, karena mungkin banyak dibeli para pahlawan devisa. Kalau mau kenal lebih dekat dengan para pahlawan devisa, bisa datang ke Victoria Park atau warung depan KJRI Hong Kong. Menurut pengakuan para pahlawan devisa, meski rindu tanah air, mereka lebih memilih bekerja lama di Hong Kong. Gaji besar, banyak teman, majikan baik, tinggal kirim uang ke rumah. Beres!

Indonesia adalah negara kaya. Segala ada dan bisa kita buat jadi apa. Produk Indonesia bisa terus berada di garda depan pasar global. Kompetitif dan tak bisa dipandang sebelah mata. Tiap kali ditanya buyer tentang Indonesia, saya jawab sebisanya. Sebisa mungkin tidak bikin malu. Andai bisa memperbaiki segala permasalahan yang pelik seperti antrean kargo di pelabuhan, tindakan korup para pelayan publik, petani yang kian tertindas, kaum miskin yang kalah dengan kapital, dan serangkaian masalah berderet-deret.

Walau diserang kritikan bertubi-tubi, saya telan saja. Toh, memang kenyataannya seperti itu. Tapi bukan berarti saya tidak menerima begitu saja. Indonesia penuh dengan manusia kreatif. Lihat saja bagaimana fashion dan start-up berkembang pesat di negeri ini. Sumbangan inovasi memang belum sebesar sumbangan ekspor raw material. Tapi saya bangga Indonesia sedemikian hebatnya. Kehebatan yang tak ada habisnya hingga merasa harus terus memerbaharui isi kepala tiap kali ditugaskan mempromosikan Indonesia.

tulisan dibuat untuk 1 minggu 1 cerita

You Might Also Like

6 comments

  1. Replies
    1. Ini kisah lama sih, Teh Anil.
      Hihi..sekarang lagi libur dulu jalan-jalannya. :p

      Delete
  2. Ada temen anak Bali yg pernah liat bule cewek di kereta di jerman (di kota lain tapi), pake tas bekas karung beras. Dia cerita terheran-heran ke gw sambil bilang, "dari segitu banyak produk Indonesia, kenapa dia pake tas bekas karung beras?". Hahahaha...jadi paham ceritanya. Emang karyanya desainer ternyata -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bhuahaha..iyap. Gw juga pas ngeliatnya biasa aja. Eh tapi ternyata laris donk dipesan orang Eropa. :D

      Delete
  3. Waktu saya kuliah di China, saya dan teman-teman juga mengadakan Festival Kebudayaan Indonesia. Bangga banget rasanya bisa jadi duta budaya dan memperkenalkan budaya tanah air di hadapan masyarakat internasional. Kamu hebat banget, saya salut...

    ReplyDelete
  4. Ahahaha..Pak Keven bisa aja.
    Jadi terharu.. #lho

    Terima kasih sudah menyempatkan mampir! :D

    ReplyDelete