Taman Nasional Pangandaran... Simply Memorable
May 01, 2014
Perjalanan ke Pangandaran saya lakukan pada tahun 2004.
Sebenarnya saya pergi ke Pangandaran, tepatnya Taman Nasional Pangandaran,
bersama teman-teman angkatan saya di bangku kuliah untuk tujuan praktek
lapangan. Tapi sungguh, pengalaman yang dilandasi tujuan akademik ini sangat
berbekas dalam ingatan saya. Pangandaran is simply memorable.
Beberapa hal dapat dilakukan di taman nasional ini, mulai
dari trecking, bersepeda mengelilingi pantai di taman nasional, beramai-ramai naik
perahu menikmati keindahan laut di pangandaran, dan tak lupa makan seafood
sepuasnya. Yummie… !!!
Indahnya sunset di Pangandaran |
Trecking di Taman Nasional Pangandaran lumayan menguras
tenaga dan nyali. Bagi yang sedikit parno dengan monyet sebaiknya membawa
katapel untuk menakut-nakuti monyet ekor panjang yang bersikap agresif (monyet-monyet ini menjadi agresif karena terbiasa berinteraksi dengan manusia). Selama
trecking banyak yang bisa dilihat, mulai dari berbagai satwa liar seperti
monyet ekor panjang-macaca, rusa, lutung, sapi bali, landak, biawak, hingga
tanaman Rafflesia patma, Yup! Si
cantik berbau tak sedap, Si bunga bangkai yang famous itu :D Hanya saja harus
pintar-pintar pilih waktu berkunjungnya, disesuaikan dengan siklus mekarnya si
bunga bangkai
Selain trecking di dalam kawasan konservasi Taman Nasional
Pangandaran, bersepeda di sekitar pantai timur dan barat kawasan juga bisa
dijadikan alternatif kegiatan yang menyenangkan. Pada saat itu saya melakukannya
di malam hari karena tidak panas, harga sewa sepeda yang juga murah dan sepeda
bebas dipakai sepuasnya. Bersepeda di malam hari banyak dilakukan pengunjung
Taman Nasional Pangandaran sehingga yang seringkali terjadi adalah konvoi
bersepeda ramai-ramai di malam hari, hingga dini hari. Bagi yang suka menikmati
keramaian, sebaiknya mengunjungi kawasan wisata ini memang pada saat liburan.
Mengambil foto arah saat bersepeda di malam hari (penting) |
Trecking, bersepeda, apa lagi? Tentunya menikmati keindahan
pantai, laut, dan tentu saja terumbu karang dari atas perahu. Perahu bisa
ditumpangi hingga 10 orang, semakin banyak penumpangnya, semakin heboh
keadaannya. Semua penumpang naik perahu tradisional tanpa pengamanan pelampung
di ombak yang lumayan galak. Pada saat itu, saya asyik-asyik saja melakukannya,
kalau sekarang saya diminta untuk kembali melakukannya, sepertinya saya akan
menolak, mengingat saya hanya bisa berenang gaya batu. Terlalu beresiko :D
Setelah semua aktivitas yang menguras nyali dan keringat, hal
yang paling sering dirindukan adalah makan seafood sepuasnya. Di kawasan ini,
seafood adalah makanan wajib, selain harganya murah karena dihitung perkilo
penyajian, rasanya juga pas di lidah saya. Setiap kali pergi makan, saya
selalu mengajak banyak teman, masing-masing dari kami akan memesan makanan yang
berbeda sehingga bisa saling tukar makanan. Lumayan buat mengirit pengeluaran
:D
Kawasan ini cukup memanjakan pengunjung dengan tingkat
ketebalan kantong yang pas-pasan seperti saya. Belanja oleh-oleh juga disediakan oleh banyak
lapak di kawasan ini. Hanya masih saja ada yang menjual satwa-satwa awetan yang
seharusnya tidak boleh dijual. Jadi pintar-pintar kita saja sebagai pengunjung
untuk tidak membeli hal-hal yang tidak seharusnya dibeli. Yup! Ini adalah sedikit pengalaman saya selama di Taman Nasional
Pangandaran. Kapan-kapan saya harus balik ke sini lagi.
1 comments
busyet dah... itu tahun 2004 apa 2005 jeng? perasaan 2005 deh..
ReplyDeleteduh kamu...