Pengalaman naik Philippine Airlines

July 28, 2018

Dalam beberapa kali pengalaman duty trip ke Manila sebelumnya, walaupun harus merelakan waktu untuk transit di Changi, saya selalu berusaha untuk naik SQ dengan pesawat yang lebih besar. Apa sebab? Soalnya di jalur penerbangan Jakarta-(Singapore)-Manila turbulensinya suka parah! Seorang teman bercerita, dia menuju Manila naik Cebu Airlines. Ketika turbulensi, karena pesawatnya kecil, guncangannya parah.. penumpang sampe terbanting-banting. Duh.. 


Namun, perjalanan Saya ke Manila di akhir Juni kemarin tidak dengan SQ, melainkan dengan Philippine Airlines (PAL), mengingat ada keterbatasan waktu dan budget :D..Haha.. keterbatasan memang seringkali merupakan faktor pendorong keberanian kita yang paling besar.  Tiket Jakarta-Manila-Jakarta ini Saya pesan melalui travel agent, dengan harga 5,000,000 IDR. Lumayan murah sih, untuk waktu pemesanan yang agak mepet. 

Philippine Airlines adalah flag carrier nya Filipina. Sama seperti Garuda - nya Indonesia, yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Sebagai flag carrier airline, saya berasumsi bahwa Philippine Airline ini okelah ya.. selain karena harganya yang sangat masuk budget kami.

Penerbangan saya ke CGK-MNL seharusnya dijadwalkan untuk boarding tanggal 27 Juni 2018 pukul 00.40. Sayangnya, terjadi keterlambatan hingga dua jam -_-. Semakin berkuranglah waktu tidur saya..padahal besoknya sudah langsung ada meeting. Pesawat yang digunakan untuk mengangkut penumpang dari Jakarta ke Manila adalah Airbus 320-200, jenis pesawat medium dengan konfigurasi tempat duduk 3-3. Leg room dalam pesawat ini cukup lumayan, tidak sesempit Lion Air group. Jakarta-Manila ditempuh dalam waktu 3 jam 55 menit. Sangat hemat waktu sih daripada harus transit dulu di Singapore atau Kualalumpur. Penerbangan Philippine Airline memiliki code share agreement dengan Garuda. Jadi kalo beli tiket Garuda untuk ke Manila, berarti nanti sebenarnya naik Philippine Airlines.

Salah satu hal yang sangat disayangkan, tidak ada personal monitor untuk inflight entertainment dalam penerbangan kelas ekonomi Philippine Airlines. Tadinya Saya kira mungkin hanya penerbangan Jakarta-Manila yang tidak ada personal monitor, karena pesawatnya kecil. Ternyata penerbangan Abu Dhabi-Manila pun sama, hasil mengobrol dengan seorang Mbak TKI yang mau pulang ke Bandung. Apakah ada yang pernah naik Philippine Airline ke Eropa atau Amerika?

Ah sudahlah. Karena sudah keburu ngantuk dan capek kalo harus ngeliatin monitor gantung yang agak jauh, Saya putuskan untuk tidur, sambil menunggu makanan datang. Makanannya lumayan lah..not bad. Jika ingin memesan makanan halal/vegetarian, harap menelpon Customer Service pihak Philippine Airline 48 jam sebelum penerbangan. Saya sendiri saking sibuknya sampe lupa untuk memesan makanan halal. Untungnya dari Jakarta ke Manila sih sudah dipastikan halal. Sedangkan ketika penerbangan pulang dari Manila ke Jakarta, walaupun tidak berlabel halal, mereka tidak menyajikan babi (hanya ada pilihan sapi atau ayam). 



Terkait pemesanan makanan halal ini ada insiden yang agak gengges ketika dalam penerbangan pulang. Satu keluarga dari Timur Tengah, khususnya sang Ayah, ngamuk-ngamuk ke pramugari. Si anak merasa dia sudah memesan makanan halal melalui e-mail dan mereka yakin akan mendapatkan makanan halal dalam penerbangan ini. Sayangnya, si pramugari mengatakan bahwa jika tidak ada e-mail konfirmasi, berarti belum ada kepastian pesanannya diterima. Akhirnya keluarga itu memutuskan untuk tidak makan sama sekali selama penerbangan Manila-Jakarta. Huft..untung hanya 3 jam 55 menit ya :D. 

Kalo saya melihat review-review internasional tentang PAL, banyak yang memilih karena harganya yang murah. FYI, untuk semua rute penerbangan PAL, akan transit di bandara NAIA Manila. Siap-siap ya.. there´s nothing to be expected there. Saya cuma mencari resto atau stall yang menjual makanan hangat lengkap dengan kursi aja ga ada..hehe..cuma ada counter untuk makanan-makanan seperti sandwich, roti-rotian, atau mie rebus dengan mangkok styrofoam untuk takeaway. Jika hendak menukarkan sisa Peso, harus dilakukan sebelum check-in, karena setelah itu tidak ada lagi money changer di dalam. 

Kesimpulan saya dari pengalaman naik PAL, secara harga tiket, food, safety, staff, dan lain-lainnya oke ya, ga ada komplain. Tapi yang sangat mengganggu saya keterlambatannya. Sungguh merusak jadwal istirahat dan kerja. Jika ada pilihan lain yang lebih terpercaya dalam hal waktu, saya tidak akan naik PAL lagi deh. Tapi jika budget jadi pertimbangan utama, yauwis..mau gimana lagi :)).

    

You Might Also Like

0 comments