Review Kereta Argo Parahyangan, Diva Kereta Bandung Jakarta-vice versa

July 13, 2018



Karena suatu urusan, awal bulan Juni 2018 yang lalu, mengharuskan saya untuk bepergian ke Jakarta (dari Bandung), pulang pergi dalam satu hari. Tempat yang saya tuju itu sebenarnya dilewati oleh salah satu perusahaan shuttle ternama, pas di depan gerbangnya banget. Tapi karena kondisi jalan yang akhir-akhir ini makin macet, perjalanan yang biasanya hanya membutuhkan waktu empat jam, bisa berubah menjadi lima jam atau enam jam atau bahkan lebih. Karena nggak mau ambil pusing dengan uncertainty yang cukup tinggi, saya memilih kereta alih-alih shuttle atau bis. Diva kereta Bandung – Jakarta dan sebaliknya, tak lain tak bukan, Argo Parahyangan.

Karena saya harus naik ojek lagi dari stasiun menuju tempat tujuan, pada awalnya saya berencana untuk menggunakan kereta kelas ekonomi, baik untuk keberangkatan dari Bandung menuju Jakarta dan sebaliknya. Namun tiket kereta kelas ekonomi untuk jadwal Bandung-Jakarta yang saya pilih sudah habis, jadi saya memilih kelas Eksekutif. Kenapa ngga kelas Bisnis? Karena ngga ada pilihan kelas Bisnis untuk keberangkatan pada jadwal yang saya pilih. Setelah konfirmasi dengan petugas di stasiun, kelas Bisnis hanya ada pada jadwal-jadwal tertentu saja. Untuk jadwal keberangkatan dari Jakarta menuju Bandung, saya menggunakan kelas Ekonomi. Ada untungnya juga sih saya mendapat tiket dengan kelas berbeda, jadi bisa menceritakan pengalaman saya disini.

Untuk harga, walaupun kategori kelasnya sama, tapi harga tiket yang ditawarkan berbeda-beda. Maksudnya? 
Misalnya untuk kelas Eksekutif, harga tiket yang ditawarkan bervariasi mulai dari 120.000; 135.000; dan 140.000. Perbedaan harga ini disesuaikan dengan sub-class si gerbong eksekutif. Sedangkan untuk tiket kelas ekonomi, sejauh pemahaman saya, variasi harga disesuaikan dengan jadwal kereta. Contohnya, untuk jadwal yang saya pilih, tiket kereta ekonomi dihargai Rp. 80.000, tetapi pada jadwal yang lain tiket kelas Ekonomi dibandrol Rp. 90.000.

Stasiun keberangkatan yang saya pilih adalah Bandung Kota dan stasiun yang saya tuju di Jakarta adalah Stasiun Gambir. Waktu tempuh kereta Argo Parahyangan yang dijanjikan sekitar 3 jam 15 menit untuk jadwal Bandung-Jakarta dan berhenti di Stasiun Cimahi, Stasiun Bekasi, Stasiun Jatinegara, dan Stasiun Gambir. Sedangkan untuk rute Jakarta – Bandung, waktu yang dijanjikan adalah 3 jam 9 menit dan berhenti di Stasiun Bekasi, Stasiun Purwakarta, Stasiun Cimahi, dan Stasiun Bandung.

Pemesanan tiket kereta dapat dilakukan secara online di website/aplikasi travel ternama (travel**ka) atau di Indomaret atau langsung dari website resmi PT.KAI diSINI.  

Nah untuk fasilitas jelas berbeda. Ada harga, ada kualitas. 
Seat di kelas Eksekutif dilengkapi dengan bantal, meja lipat yang disimpan pada senderan tangan, pijakan kaki, dan adanya fasilitas reclining seat (kursi dapat dimiringkan). Sedangkan untuk kelas ekonomi, setiap seat hanya memperoleh fasilitas berupa tempat penyimpanan gelas atau botol minum. Untuk AC, tirai jendela dan colokan listrik, tidak perlu khawatir karena tersedia baik pada kelas ekonomi maupun eksekutif. 


Dari pengalaman saya, yang paling terasa perbedaannya antara kelas Eksekutif dan Ekonomi adalah leg room. Pada kelas eksekutif, leg room cukup luas sehingga saya dapat dengan mudah meluruskan kaki. Beda kasusnya untuk seat di kelas Ekonomi, leg roomnya cukup sempit. Saya dengan tinggi standar Indonesia (158-160 cm) merasa kurang nyaman, tapi masih acceptable. Untuk menu makan selama perjalanan dan informasi fasilitas toilet, mohon maaf sekali tidak bisa saya ceritakan karena tidak memesan makanan dan tidak sempat mengecek kondisi toilet dalam kereta.

Saat ini PT. Kereta Api Indonesia sedang gencar-gencarnya memperbaiki fasilitas yang diberikan kepada penumpang. Nah untuk teman-teman yang berencana naik kereta api, jangan lupa cetak boarding pass di stasiun keberangkatan ya. Caranya dengan melakukan scan barcode E-tiket pada alat yang disediakan di Stasiun. Saya kira boarding pass untuk keberangkatan dari Gambir dapat saya cetak di Stasiun Bandung, namun ternyata tidak bisa, mesinnya nolak cyin. 

Beberapa informasi tambahan:
Untuk proses pembelian tiket kereta, jangan lupa mempersiapkan nomor identitas penumpang karena  akan dicek dan dicocokan oleh petugas kereta. Jadi istilah penumpang gelap di kereta sudah ngga jamannya lagi.

Lebih baik tiba di stasiun maksimal 30 menit sebelum jadwal keberangkatan, mentok-mentok banget 15 menit. Sebenarnya supaya lebih santai ke kitanya, ngga keburu-buru dan bisa beli makanan untuk menemani kita selama perjalanan. Dari pengalaman saya yang cuman satu hari kemarin, jadwal keberangkatan kereta sangat tepat waktu dan tentunya kereta akan berangkat tanpa menunggu penumpang lho.

Trakhir, pada masing-masing seat disediakan juga plastik sampah, jadi Mas/Mbak bisa buang sampahnya di plastik itu ya, jangan dibuang ke kolong seat-nya. Saya pribadi kurang setuju dengan adanya plastik sampah ini, karena berarti jumlah sampah plastik akan juga bertambah. Semoga kedepannya PT. KAI akan menyediakan tong sampah, setidaknya satu buah setiap 2 seat.

Selamat berkereta!

You Might Also Like

0 comments