Kuningan, kota kecil di kaki Ciremai yang penuh pesona

January 23, 2017

Kuningan adalah sebuah Kabupaten di bagian timur Jawa Barat yang terletak di kaki Gunung Ciremai, berbatasan dengan Cirebon, Majalengka, dan Tasikmalaya. Di kota kecil kaki gunung yang berhawa sejuk inilah saya dilahirkan. Walaupun separuh dari umur saya tidak dihabiskan lagi di sana, namun Kuningan tetap istimewa di hati. Selain karena di sanalah tempat asal-usul saya, juga karena kecantikan kota dan kelezatan kulinernya.

Sejak jaman saya kecil dulu, Kuningan adalah tujuan wisata warga dari kota-kota sekitar (dari Cirebon, Majalengka, Tegal, dan sebagainya). Kali ini saya ingin membahas tentang tempat wisata yang menarik, tempat kuliner enak, dan oleh-oleh favorit dari Kuningan, karena cerita yang bikin baper sudah pernah ditulis di sini.

Tempat wisata
Pemandian Air Panas Alam
Waktu saya kecil dulu, setiap kali lebaran hari kedua adalah harinya jalan-jalan. Biasanya, kami jalan-jalan sambil berenang di kolam air panas alam di Sangkanhurip. Kolam air panas Sangkanhurip terletak di Kecamatan Cilimus, Kuningan, yang berlokasi di jalan menuju pusat kota Kuningan dari arah Cirebon. Pemandian air panas ini selalu ramai didatangi oleh pelancong dari daerah sekitar. Jika malas beramai-ramai di pemandian kolam renang umum, bisa melipir berendam di hotel-hotel di sekitarnya. Berbagai hotel keren dan resort mewah seperti Hotel Tirta Sanita, Grage Sangkan, dan lain-lain mempunyai fasilitas berendam air panas dan spa.

Gedung Perjanjian Linggarjati
Gedung ini pada awalnya adalah sebuah gubuk milik ibu Jasitem yang didirikan tahun 1918. Pada tahun 1921, seorang Belanda yang bernama Tersana merombak gubuk dan menjadikannya bangunan semi permanen. Selanjutnya tahun 1930, keluarga Van Os mengembangkan bangunan ini menjadi bangunan permanen dan menjadikannya sebagai rumah tinggal keluarganya. Karena lokasinya di pegunungan dan berhawa sejuk, tahun 1935 bangunan ini dikontrak dan dijadikan hotel bernama Rustoord oleh seorang Belanda yang bernama Theo Huitker. Hingga tahun 1942 ketika Jepang menjajah Indonesia, hotel Rustoord berganti nama menjadi Hotel Hokay Ryokan. Setelah Indonesia merdeka, hotel berganti nama menjadi Hotel Merdeka (indotravelers.com).

Pada tahun 1946, gedung ini dijadikan lokasi perundingan antara Indonesia dan Belanda yang disebut Perundingan Linggarjati. Perundingan Linggarjati menghasilkan naskah Linggarjati dimana beberapa poin terpentingnya adalah: pengakuan Belanda bahwa wilayah Indonesia hanya terdiri dari Jawa dan Madura; Belanda harus meninggalkan wilayah RI (yang hanya terdiri dari Jawa dan Madura) paling lambat 1 Januari 1949; pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS); dan bahwa RIS selanjutnya menjadi anggota persemakmuran Belanda dan keharusan mengakui Ratu Belanda sebagai kepala negara. Perjanjian ini salah satu perjanjian penting dalam sejarah Republik Indonesia. Sukarno, Hatta, dan Sjahrir adalah salah tiga dari orang-orang yang menghadiri perundingan tersebut.
Pemandangan sawah di Kuningan yang sering bikin baper. Gambar dari koleksi pribadi.
Taman Purbakala Cipari
Situs Purbakala Cipari ditemukan tahun 1972, yang merupakan situs peninggalan megalitik di Kabupaten Kuningan. Menurut para peneliti, situs ini diduga merupakan desa permukiman purbakala yang mempunyai ciri peninggalan bangunan Megalitik seperti kubur batu dan Menhir. Situs ini diberi nama Taman Purbakala Cipari. Ketika saya mengunjunginya bertahun-tahun yang lalu, taman purbakala ini kecil saja. Namun untuk sebuah kota kecil seperti Kuningan, keberadaannya patut diacungi jempol. Di bangunan kecil tersebut kita bisa mengetahui secara singkat tentang zaman megalitik di wilayah seputar Kuningan.

Kolam (Pemandian) Ikan Cibulan
Kolam Cibulan ini salah satu tempat wisata favorit keluarga karena merupakan salah satu kolam yang dihuni oleh ikan langka kancra bodas alias ikan dewa. Selain dua kolam besar yang bisa untuk mandi, disekitarnya terdapat juga tujuh sumur keramat. Tapi walaupun judulnya "pemandian", saya tidak merekomendasikan untuk berenang disitu karena kolamnya berlumut. Cukup memandangi jernihnya air dan ikan-ikan yang berenang di dalamnya :).

Wisata Kolam Ikan Cigugur
Kolam Ikan Cigugur merupakan salah satu tujuan wisata sejak zaman jadul selain kolam Cibulan karena kolam ini dihuni oleh ikan langka yaitu Ikan Kancra Bodas atau biasa disebut juga Ikan Dewa. Kolam ini konon adalah peninggalan Raja Sunda Galuh Pakuan, Prabu Resi Guru Darmasiksa Sanghyang Wisnu (1175 - 1297 M). Prabu Darmasiksa adalah raja yang berhasil membawa Kerajaan Sunda ke puncak kejayaannya serta berhasil menyatukan kembali kerajaan Galuh dan Pakuan, yang merupakan pecahan kerajaan Sunda (Blog Kabupaten Kuningan 2013).

Upacara Seren Taun Pendopo Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur
Pendopo ini merupakan kediaman Pangeran Djati Kusumah yang didirikan tahun 1840. Perayaan Seren Taun di Cigugur, Kuningan dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 22 Rayagung (Dzulhijah), bulan terakhir dalam sistem penanggalan Sunda. Upacara ini telah dilaksanakan secara turun temurun sejak jaman Kerajaan Sunda purba seperti Kerajaan Pajajaran, yang tujuan awalnya adalah untuk memuliakan Nyi Pohaci Sanghyang Asri, dewi padi dalam kepercayaan Sunda kuno. Sistem kepercayaan Sunda kuno adalah warisan kebudayaan asli Nusantara, yaitu animisme-dinamisme yang memuliakan arwah karuhun (nenek moyang) dan kekuatan alam yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu. Yang masih melakukan upacara Seren Taun hingga saat ini adalah masyarakat pemeluk kepercayaan Sunda Wiwitan. Selain masyarakat Sunda Wiwitan, masyarakat Sunda yang sebagian besar memeluk Islam pun melakukan upacara ini dengan tujuan bersyukur atas rizki panen kepada Tuhan dan agar diberikan perlindungan untuk musim tanam mendatang (Wikipedia Seren Taun).

Tempat makan favorit di Kuningan
Rumah Makan Cipondok
Rumah makan ini favorit ibu saya, yang ditularkan ke anak-anaknya. Menu kesukaan saya adalah ayam goreng, sambal, dan bihun gorengnya. Kita bisa memilih duduk diluar sambil memandangi sawah lengkap dengan angin semilirnya. Duh..jadi pengen :(
Alamat RM. Cipondok
Jalan Raya Windujanten No.75. Kadugede.
Kuningan, Jawa Barat

Rumah Makan Laksana (Jalaksana)
Rumah Makan Laksana letaknya tidak jauh dari Kolam Pemandian Sangkanurip. Yang paling saya suka di sini yaitu sate kambingnya! Plus masakan tumis-tumisannya juga enak.
Alamat Rumah Makan Laksana
Jl. Permandian Air Panas Sangkanhurip No. 135 Ciga (Cilimus), Kuningan

Bakso Goyang Lidah Perum
Bakso ini favorit saya sejak SMP, tempat nongkrong bergosip ga jelas bersama kawan-kawan saat itu. Ketika mudik bulan Juli 2016 lalu, saya juga sempatkan bertemu dengan kawan-kawan sambil makan bakso Goyang Lidah. Rasanya tidak terlalu banyak berubah, tetap enak.
Alamat Bakso Goyang Lidah
Jl. Nusa Indah Perum Kuningan

Bakso Galuh Perum Kuningan
Letaknya tidak jauh dari Bakso Goyang Lidah, dan umurnya lebih tua daripada Goyang Lidah. Walaupun ada perubahan rasa, tapi masih enak.

Makanan/oleh-oleh favorit Kuningan
Ketempling
Ketempling atau sering juga disebut gemblong ini adalah keripik yang terbuat dari singkong yang diolah, tapi sungguh jauh lebih enak daripada keripik singkong. Ketempling sangat enak jika ditambahkan ke dalam bakso, indomie rebus, dan makanan berkuah pedas lainnya. Namun saya biasa memakannya sebagai pengganti kerupuk, dimakan dengan nasi, apapun lauknya.

Peuyeum Ketan
Peuyeum ketan atau tape ketan khas Kuningan biasanya dibungkus daun jambu air. Jaman saya kecil dulu, ibu saya setiap mau lebaran mensubkontrakkan pembuatannya ke tetangga yang ahli. Daun jambu airnya dipetik dari halaman rumah kami. Saat itu, tidak terlalu banyak orang yang menjual tape ketan. Saat ini di setiap toko oleh-oleh di Kuningan, tape ketan yang dijual dalam ember berwarna hitam bisa ditemukan dengan mudah.

Leupeut
Banyak orang non-Sunda yang sering mengucapkannya sebagai "lepet". Terbuat dari ketan dengan rasa gurih dan sedikit kacang tanah di dalamnya. Paling enak dimakan dengan ronge-ronge/rempeyek atau ketempling.

Koecang
Koecang adalah makanan yang terbuat dari ketan dibungkus oleh daun bambu dibentuk segitiga, sehingga penampakannya seperti bacang. Bedanya dengan bacang, koecang ini tidak berisi. Rasanya pun lebih tawar mendekati rasa ketupat. Agar lebih mantap, koecang harus dimakan dengan "temannya" yang berasa misalnya: kacang manis, keripik, dan sebagainya.

Nah ternyata kota kecil Kuningan ini tidak hanya spesial dalam sejarah Indonesia, tapi juga dalam sejarah dan budaya Sunda. Untuk referensi tempat wisata dan kuliner yang saya sebutkan di atas mungkin terkesan "klasik" dan kurang kekinian, karena setiap kunjungan ke Kuningan biasanya hanya liburan singkat. Waktu yang singkat tersebut biasanya lebih banyak digunakan diam di rumah Ibu atau untuk mengunjungi tempat-tempat klasik tersebut. Walaupun klasik, dijamin tetap bermakna kok ;).

You Might Also Like

31 comments

  1. kampung halaman memang selalu ngangenin yaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget...bikin kangen karena sejuta kenangan hehe #apeu. Makasih sudah mampir :)

      Delete
  2. Sangkannnn huriiipppp.... Gw dulu KKN dengat disono lokasi desanya. Kerjaan makan dan mandi air panas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enak dong makan sama mandi air panas terus..haha -_- Oiya..tahun itu KKN Unpad di Kuningan ya. Sayangnya anak HI mah KKN nya di sekitar Jatinangor-Bdg aja

      Delete
  3. Ditempatku ada jg lepet mba, sama dari ketan, tapi ngga pakai kacang ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya leupeut juga mba? Makanan Indonesia kadang sama, tapi beda daerah beda nama dan beda dikit paling ya.

      Delete
  4. Sempat ke Cigugur karena teman mengikuti acara seren taun. Dia asli Cigugur. Yang teringat dari Kuningan selain peuyeum ketan pakai ember adalah otong dan Oncang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya malah belum pernah ikut upacara Seren Taun :(, cuma pernah main ke Pendoponya. *agenda wajib kalo mudik nih..hehe..

      Otong dan Oncang yang kayak gimana? *malah saya teu apal T_T

      Delete
  5. Wah saya belum pernah kesana dan jadi ingin banget lho... butuh piknik hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mari Kak mampir yuk..kita piknik sama-sama (kalo saya sekalian nostalgia) :)

      Delete
  6. Itu tetep yaa baso galuh,
    Duluuuu aku kerja diciporang donk dan eta baso sering menemani kegalau-anku
    Mariii visit kuningan 😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ien pernah kerja di Ciporang? haha..iya..bakso galuh masih enaaak...tapi lebih enak goyang lidah. Yuks...kita visit Kuningan :)

      Delete
  7. Ahhh Kuningan emang selalu bikin kangen deh, teh, apalagi kulinernya, mantap mantap :D
    Salam sesama orang Kuningan hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam...hehe...iya..kulinetnya ga nahan..bikin kangen :)

      Delete
  8. Hai tatat..salam kenal yaaa.. Tulisanmu kereeen..😊😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga....terimakasih sudah mampir..jadi ge-er :)

      Delete
  9. dulu ke kuningan hanya lwat. belum explore hehhee

    ReplyDelete
  10. Jadi pengen ke kuningan lagi, sayang dulu cuma sehari di sana. Udaranya enak, sejuk yaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1 hari kurang lama...hehe...yuk visit Kuningan lagi :)

      Delete
  11. Salam kenaaal...
    kota yang tak pernah sempat saya kunjungi
    takut melow inget mantan ahahhaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga... ciee...jadi mantannya orang Kuningan ya? haha *malah kepo.

      Delete
  12. Kuningan tempat KKN ketika muda dulu...Desa Linggasana, deket Linggarjati situ. Pengen ke Kuningan lagi deeeeeeh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah alumni KKN Kuningan juga dia ternyata..😁. Yuk nanti main ke Kuningan lagi nginep di rumah akoh di Purwasari, Garawangi :D. Kalo Linggasana masih deket gunung, kalo Purwasari lebih ke Timur

      Delete
  13. Belum pernah ke Kuningannn! Kalo suatu saat dapet kesempatannya, post ini akan kujadikan guide!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih😁. Biasanya orang cuma lewatin Kuningan dalam perjalanan menuju tempat lain..

      Delete
  14. Berkat baca tulisan ini jadi tau klo yg selama ini suka dikirim tetangga klo mudik dari Kuningan namanya Koecang, abisan klo ditanya beliau juga jawabnya ga tau itu apa hehehe
    Semoga suatu saat nanti bisa jalan2 ke Kuningan buat nyoba tempat wisata sama kuliner yg ada di tulisan ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi..Kalo bener Koecang, berarti warnanya bungkusnya hijau ya..berbentuk segitiga diiket tali :D. Semogaa yaaa :)

      Delete
  15. Pernah mbak,sy ke kuningan sekali..pulangnya beli oleh2 tape ketan seember ama minuman janiper..pengen kesana lagi mo ke Museum Linggarjati

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mbak Novya..sekalian eksplor kulinernya juga lain kali :D

      Delete
  16. Tape ketan dibungkus daun jambu air baru pernah dengar, jadi penasaran dgn rasanya....pasti enak nih.

    ReplyDelete