Monumen Kapal Selam Surabaya

June 17, 2016

Dalam perjalanan dari Bojonegoro menuju Malang bulan Februari lalu, mendadak kami harus transit di Surabaya. Senang sekali bisa mampir Surabaya lagi walau cuma sekejap mata. Dalam waktu yang sebentar itu, saya merasa takjub. Di lampu merah tepat di depan Stasiun Pasar Turi, semua kendaraan di jalan benar-benar mematuhi lampu lalu lintas dan membiarkan kami menyebrang di zebra cross dengan tenang. Beberapa hari sebelumnya di Bojonegoro, saya murka luar biasa karena ketika sedang menyebrang di zebra cross yang dilengkapi dengan rambu khusus pejalan kaki, satu motor keukeuh nerobos lampu tanda pejalan kaki yang sedang berkedip dan hampir menabrak kami! *out of topic dikit karena emosi* :D

Ketika menunggu kereta menuju Malang di Stasiun Pasar Turi, teman saya yang asli Surabaya, neng Phabbey, memberi tahu bahwa ada lokasi yang bisa dikunjungi biar si #Alif ga bosen. Tempat itu adalah Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya, bisa dicapai dengan berjalan kaki selama lima menit dari Stasiun Pasar Turi. Awalnya kami mau melipir ke mall dekat situ sekalian ngadem, tapi..insting #emak mengatakan sebaiknya kami memilih ke Monkasel saja.


Monumen kapal selam yang diresmikan tahun 1998 ini termasuk monumen kapal selam terbesar di kawasan Asia, terletak tepat di tepi Sungai Kalimas Surabaya. Ide pendirian monumen ini berasal dari para sesepuh Angkatan Laut untuk membuat tempat wisata yang bernilai sejarah dan pendidikan untuk warga.

Kapal selam yang dijadikan monumen ini adalah KRI Pasopati 410, tipe SS Whiskey Class yang dibuat di Vladi Wostok Russia tahun 1952. Kapal ini bergabung dengan Angkatan Laut RI sejak 29 Januari 1962, dengan misi utama untuk menghancurkan garis musuh, pengawasan, dan penggerebekan diam-diam. Kapal Selam ini berperan besar salah satunya dalam Operasi Trikora.

Untuk masuk ke kawasan Monkasel, kami membayar tiket masuk seharga Rp. 10.000 per orang (anak-anak seumur #Alif masih gratis). Setelah menitipkan koper di loket, kami langsung naik memasuki perut kapal selam. Ternyata di dalamnya dilengkapi dengan pendingin udara, cukup menyejukkan setelah berpanas-panas di luar.


Bagian dalam tentu saja seperti kapal selam pada umumnya, ada ruang kendali, ruang istirahat personel, kamar mandi, penyimpanan torpedo, dan lain-lain. Hampir semua bagian dilengkapi dengan keterangan tulisan, sehingga pengunjung tidak perlu bingung bertanya-tanya apa nama dan fungsi dari peralatan tersebut. Si anak tiga tahun menjelajahi bagian dalam kapal selam dengan antusias, mengamati, menyentuh, dan mencoba memutar kendali kapal selam. Bagian dalam kapal selam ini tidak terlalu luas, jadi dalam waktu maksimal 30 menit sudah selesai di jelajahi.

Selain kapal selam, di monumen ini terdapat fasilitas lain seperti video rama (menyajikan film ketika KRI Pasopati 410 masih beroperasi), musik, kolam renang untuk anak-anak, dan rekreasi air di Sungai Kalimas. Di bagian luar kapal selam, tepatnya di tepian sungai, terdapat juga playground lengkap dengan mainan-mainan khasnya: ayunan, jungkat-jungkit, dan lain-lain.

Nah..ternyata tidak menyesal saya memilih mengunjungi Monkasel daripada ke mall, jadi lebih hemat sekaligus bisa memberikan pengalaman baru buat #Alif. Monkasel ini bisa juga dijadikan alternatif kunjungan wisata edukasi rombongan anak-anak PAUD atau SD di Surabaya dan sekitarnya.

Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya
Submarine Monument Surabaya

Jl. Pemuda 39
Surabaya 60100, Jawa Timur
Phone: +6231 5490410 Fax: +6231 5490410
Email: info@monkasel.com
Jam buka: setiap hari, jam 08.00-22.00
Tiket masuk: Rp. 10.000
Ditulis untuk #1minggu1cerita








You Might Also Like

0 comments