Pengalaman Terbang dengan Swiss Air

November 07, 2018

Interior dan Coklat dari Swiss Air
Sebelum memulai tulisan ini, tim Jejak Katumbiri turut berduka atas kecelakaan Lion Air JT610 beberapa waktu lalu. Semoga seluruh korban dapat beristirahat dengan tenang di sisi Nya dan keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan. Kecelakaan ini sungguh menjadi tamparan bagi maskapai penerbangan Indonesia. Semoga setelah kecelakaan ini, setiap maskapai dapat tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan sebelum terbang.

Tiap kali sebelum terbang, saya termasuk tim parno. Pasti mengirim pesan ke keluarga terdekat. Memohon doa restu supaya penerbangan dilancarkan dan bisa tiba di tujuan dengan selamat. Makanya saya selalu membaca panduan keselamatan dan patuh dengan berbagai aturan yang dibuat demi keselamatan. Faktor keamanan dan keselamatan setiap transportasi wajib ditanggapi secara serius oleh semua pihak. 

Sebelum petaka tersebut, saya berkesempatan merasakan terbang di kelas ekonomi maskapai penerbangan utama Swiss, Swiss Air, dari Zurich ke Madrid. Swiss Air tergabung dalam Star Alliance bersama Singapore Airlines, Qatar Airlines, Lufthansa, Air France, ANA, dan lainnya. Katanya, Swiss Air terkenal sebagai salah satu maskapai Eropa yang cukup mahal. Hasil browsing saat menulis tulisan ini, tiket termurah untuk penerbangan Zurich ke Madrid adalah Rp 1,47 juta dan termahal bisa mencapai Rp 5 juta sekali terbang, bukan PP lho!
Space Kaki Kelas Ekonomi Swiss Air
Proses check in dengan Swiss Air tidak sulit dan dibantu dengan baik oleh petugas counter yang ramah. Apabila melakukan online check in juga penumpang dapat dibantu drop off bagasi dengan mudahnya. Bandara Zurich sangat besar (lebih besar dari Terminal 3 Soekarno Hatta) jadi jangan kaget bila terminal untuk penerbangan antarnegara Eropa berada cukup jauh jadi sebaiknya siapkan spare waktu yang cukup banyak agar tak ketinggalan pesawat.

Saat masuk pesawat, terlihat jelas bahwa interior kelas ekonomi maskapai penerbangan yang berpusat di Zurich ini hampir sama dengan kelas bisnis. Jok bangku penumpang ditutup kulit yang cukup nyaman untuk tidur dan berkesan sedikit premium. Jarak antarbangku dengan yang di depannya tidak terlalu jauh. Untuk kaki orang Eropa yang panjang ngepas sekali. Perbedaan yang cukup mencolok hanya pada pelayanan makanan yang diberikan alias inflight meals. Kelas ekonomi disuguhkan sandwich dingin dan free flow minuman. Sandwichnya lumayan enak, tapi dingin. Jadi terasa tidak begitu bisa dinikmati sama sekali. Tidak ada entertainment, hanya beberapa layar di beberapa titik yang menyuguhkan informasi penerbangan.

Bahasa yang digunakan dalam penerbangan ini adalah bahasa Inggris, Jerman, dan Spanyol. Pilot dari Swiss dan pramugari yang bisa menggunakan tiga bahasa tersebut. Kebanyakan penumpang adalah orang Swiss yang akan berlibur. Pekerja di negara maju macam Swiss memang diberikan banyak cuti dalam setahun. Namun mereka sangat fokus dan efisien saat bekerja.

Inflight Meals Kelas Ekonomi Swiss Air
Pramugari Swiss Air ini masih terlihat muda namun kurang ramah akan penumpang, terutama penumpang Asia seperti saya. Bila bagasi kabin di atas tempat duduk kita penuh, pramugari tidak menawarkan bantuan untuk meletakkan tas di tempat lain. Tapi hanya bilang, "You can put it anywhere that is still available." Ya itumah saya juga ngerti. Tapi setidaknya bisa membantu saya yang bingung ketimbang akhirnya malah bikin antrean boarding jadi tambah panjang dan lama.

Penerbangan sempat di delay selama sekitar 30 menit di dalam pesawat. Entah karena apa, tidak ada penjelasan dan penumpang lainnya tidak ada yang khawatir. Mungkin karena sudah biasa, atau karena yakin bahwa penerbangan akan tetap tiba tepat waktu. Setelah take off, pengalaman terbang lumayan aman, minim turbulensi, kecuali saat bertemu dengan awan (mungkin karena pesawatnya kecil juga). Sayangnya, pendaratan kurang halus dan agak goyang, bila dibandingkan dengan Singapore Airlines ((yaiyalaahhh)) tapi masih aman.

Secara keseluruhan, terbang bersama Swiss Air tetap nyaman dan menyenangkan meski bukan menjadi salah satu pengalaman terbang terbaik saya. Makanan yang dingin, pramugari yang kurang membantu, dan delay yang cukup lama di dalam pesawat tanpa penjelasan mengurangi nilai Swiss Air. Tapi untuk penerbangan jarak dekat, bisa menjadi salah satu pilihan untuk terbang di benua Eropa. 

You Might Also Like

1 comments

  1. Blm pernah ketemu pramugari yg kurang membantu karena ku mah jarang terbang teh 😆
    Wah di sana jg ada ya yang kurang ramah..

    ReplyDelete