Osnabrück, the City of Peace

May 03, 2018

Home is where the heart is - unknown

Setelah tepat setahun meninggalkan Osnabrück dan mudik ke belantara hutan beton Jakarta, keinginan menulis tentang kota ini mulai muncul. Mumpung lagi on fire, langsung aja deh. Saya mulai serius mencari tahu tentang Osnabrück segera setelah menerima e-mail penerimaan beasiswa. Saat itu tidak ada bayangan sama sekali tentang lokasinya di sebelah mana Jerman, bagaimana kualitas kampusnya, atau apakah ada banyak orang Indonesia di sana. Yang terpikir hanya satu: kemanapun itu, let´s go!

Akhirnya sejak bulan Oktober 2014 sampai Februari 2017, kami mulai menetap di sebuah Studentenwohnheim (asrama mahasiswa) Osnabrück, setelah selama enam bulan sebelumnya tinggal di kota sebelah, Münster, untuk kursus Bahasa Jerman. Ketika tinggal di Münster, saya baru menyadari bahwa Münster dan Osnabrück adalah dua kota kecil yang perannya cukup penting dalam sejarah Eropa. Terutama untuk anak-anak yang pernah belajar di jurusan Hubungan Internasional, nama "Perjanjian Westphalia" pastilah tidak asing lagi.

Ya benar, ternyata Münster dan Osnabrück adalah dua kota yang dipilih sebagai tempat perundingan yang mengakhiri Perang Agama Eropa (antara Katolik dan Protestan) yang berlangsung selama tiga puluh tahun. Perjanjian Westphalia (dalam Bahasa Jerman: Westfälischer Friede) ditanda tangani antara bulan Mei-Oktober 1648 diadakan di dua kota yang dianggap mewakili kedua agama yang bertikai: Münster mewakili Katolik dan Osnabrück mewakili Protestan. Karena sejarah ini, Osnabrück lalu menyebut dirinya sebagai Kota Perdamaian atau die Friedenstadt. Ketika jalan hidup membawa saya ke kedua kota tersebut, saya merasa saya tidak salah memilih jurusan kuliah :).


www.jejakkatumbiri.com
Schloss (Castle), gedung utama Universität Osnabrück menjelang musim gugur


Osnabrück terletak di barat daya Jerman, negara bagian Lower Saxony (Bahasa Jerman: Niedersachsen). Osnabrück bisa dijangkau selama 1 jam 20 menit dari Bremen, atau hampir 3 jam dari Hamburg. Dari Osnabrück ke Denhaag atau Amsterdam pun bisa dijangkau dengan kereta hanya selama tiga jam saja. Osnabrück adalah kota terbesar ke-empat di negara bagian Lower Saxony.

Di Osnabrück terdapat dua kampus umum, yaitu Universität Osnabrück (almamater saya) dan Fachhochschule Osnabrück (University of Applied Science). Kedua kampus ini tidak seperti kampus-kampus tua di Jerman, berdirinya baru di tahun 1970-an. Karena kota yang tidak terlalu besar dan kampus yang relatif baru seumur jagung (jika dibandingkan dengan kampus-kampus lain di Jerman), jumlah mahasiswa asingnya, khususnya yang dari Indonesia, tidak terlalu banyak. Walaupun begitu, tidak sulit menemukan bahan makanan untuk membuat masakan Indonesia di Osnabrück. Mungkin karena letaknya yang tidak jauh dari Belanda, saya selalu dapat menemukan tempe, kecap bango, sambal terasi ABC, mie Atom Bulan, dan sebagainya di Toko Asia besar dekat Osnabrück Hauptbahnhof (Osnabrück Main Station).

Komunitas muslim di Osnabrück pun cukup besar. Setidaknya saya pernah menemukan tiga masjid di Osnabrück, baik itu masjid yang dibiayai komunitas Turki, Afghanistan, dan lainnya. Toko daging halal juga cukup mudah ditemukan (walaupun agak jauh dari tempat saya). Di kampus saya, Universität Osnabrück bahkan ada jurusan Islamic Theology. Untuk mengakomodir kebutuhan mahasiswa, pada pertengahan 2015 di kampus saya dibuat "Gebetsraum" (praying room) yang bisa digunakan oleh siapa saja untuk menyepi dan berdoa (termasuk sholat). Ruangannya dilengkapi dengan rak kayu tempat menyimpan sandal dan tas, tempat wudhu, dan ruangan utama berkarpet tebal.

Yang paling saya sukai dari kota ini adalah kesederhanaan, kehidupan yang tidak terlalu bergegas, penduduknya yang ramah, dan alamnya yang terjaga. Sebagai mahasiswa dengan keluarga kecil yang berkantong tipis, kegiatan favorit kami di Osnabrück adalah menyusuri jalanan dan main di taman. Di Osnabrück, selalu ada tempat sepi untuk mereka yang membutuhkan ruang untuk berkontemplasi, bahkan di ruang publik sekalipun.

Spielplatz (playground) yang sepi

Tempat nongkrong favorit saya selain taman dan playground adalah perpustakaan kota, khususnya di bagian buku anak-anak. Setelah punya anak, ternyata makin jelas bahwa sayalah yang terobsesi dengan buku-buku anak yang berwarna-warni dan cerita-cerita indah.. Untuk menuruti obsesi ini, jadilah si Alif harus rela diajak-ajak ibunya nongkrong di perpustakaan anak kota Osnabrück :D.  

Kegiatan favorit kami (dan sebagian besar penduduk Osnabrück) di musim panas adalah nongkrong sambil makan ice cream yang enak.. Kebetulan tidak jauh dari perpustakaan kampus ada kedai es krim yang dikelola oleh para mahasiswa. Kedai es krim itu bernama Schlecks. Es krimnya enak, besar diwadahi oleh mangkok wafel yang bisa di makan. Yum! Di Osnabrück juga ada satu danau besar yang bernama Rubbenbruchsee, yang di musim panas biasanya ramainya ampun-ampunan. Maklum, sebagai kota yang tidak memiliki pantai, masyarakat menyerbu danau untuk melakukan aktifitas air ataupun untuk sekedar berjemur di musim panas.

Suatu hari nanti jika ada kesempatan, saya akan mengajak Alif menengok kampung halamannya yang satu ini di Jerman. Tentu tidak untuk dibanding-bandingkan dengan tempat tinggalnya yang sekarang, karena semua tempat punya kekurangan dan kelebihan :).

You Might Also Like

0 comments