Tsaritsyno, Taman Bak Negeri Dongeng di Kota Moskow

March 16, 2018


Pose di Depan Small Palace Tsaritsyno, Moskow
Sebuah pertanyaan datang dari dalam diri saat hendak ditugaskan ke Rusia. Apa iya saya mampu? Bukan, bukan mampu jalan-jalan kemana, tapi tugas kali ini lebih berat ketimbang sebelumnya karena pertama kalinya tugas ada bos besar, Menteri Perdagangan. Groginya minta ampun, terbayang segala keribetan dan berbagai cerita tentang beliau yang katanya ini itu. Hahaha..kalah sebelum bertempur.

Sejak masuk dalam tim, aneka ragam tugas menanti kami. Dari mulai menyiapkan bahan Pidato di SETIAP ACARA dalam 2 BAHASA (kecuali pertemuan bilateral), press release, data statistik pendukung, hingga terus berkoordinasi dengan pihak KBRI. Setiap hari hingga Hari H, konsep pidato berubah. Bahkan hingga detik jelang Pak Menteri manggung.

Oleh karenanya, percayalah bahwa dibalik suksesnya sebuah pidato para Petinggi Negeri ini, ada tim yang harus jungkir balik pulang malam, kurang tidur, meninggalkan keluarga, demi memikirkan konsep untuk diusung. #curhatmodeon Semua demi nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia di mata dunia. Ehem..

Beruntung, Moskow begitu cantik di setiap sudut kotanya. Meski hanya melihat dari balik jendela mobil yang membawa kami, keindahan kota Moskow tak bisa terelakkan. Dari kejauhan terlihat arsitektur bangunan dan toko indah, Kremlin nan memesona, dan tulisan cyrilic yang unik. 

Dibalik dinginnya muka orang Rusia, tersimpan keramahan luar biasa dari masyarakatnya. Buang jauh-jauh imej tentang orang Rusia yang identik dengan pembunuh bayaran. Percayalah bahwa persepsi ini terlalu dibuat-buat oleh Hollywood sebagai salah satu 'senjata' AS dalam soft diplomacy peninggalan Perang Dingin. Aslinya..orang Rusia sangat stylish lagi percaya diri. Gadisnya cantik bening, sementara perjakanya tinggi ganteng. Mereka bisa ditemukan di setiap sudut kota. Ahhh..makin betah! Melangkahkan kaki di jalan kota Moskow tak membuat saya takut karena orang-orang dapat tersenyum atau mengajak ngobrol ketika tahu bahwa kami adalah orang Indonesia. #eh

Latar belakang sejarah masa lalu yang turut andil dalam keramahan masyarakat Rusia terhadap orang Indonesia. Indonesia-Rusia adalah sahabat jauh sejak jaman Presiden Soekarno, lebih dari 60 tahun lalu. Pada saat mesra, atas permintaan Presiden Soekarno kepada Nikita Khrushchev, akhirnya pemerintah Soviet mengembalikan Blue Mosque di St. Petersburg kepada masyarakat Muslim serta menemukan makam Imam Bukhari di Samarkand (kini Uzbekistan).

Tsaritsyno, Taman Indah Peninggalan Ratu di Masa Lampau
Dalam perjalanan pulang menuju Bandara Domodedovo pasca huru hara pekerjaan, kami menyempatkan mampir ke satu taman yang begitu cantik di Moskow, Tsaritsyno Park & Museum Palace. Berkunjung ke taman yang juga istana peninggalan Kerajaan Rusia jaman dahulu kala ini bak berada di negeri dongeng.

Tsaritsyno dibangun pada 1776 atas titah Ratu Catherine Yang Agung. Arsitek Vasili Bhazenov selama sembilan tahun membangun istana untuk Ratu Catherine namun belum jadi, sang ratu inspeksi ke lokasi dan ga suka karena bangunannya terlalu sempit dan gelap sehingga memerintahkan untuk dirobohkan. Setahun kemudian, desain karya Matvey Kazakov disetujui sang ratu dan mulai dibangun kembali dengan desain tersebut. Pembangunan Tsaritsyno baru tuntas pada 2005-2007 karena sempat mangkrak selama 200 tahun akibat ragam intrik, spekulasi, dan berbagai gosip.

Pemandangan di taman ini sungguh romantis dan adem bahkan saat musim panas. Aneka tumbuhan di Tsaritsyno sungguh tertata dan terawat dengan baik. Duduk santai di atas rumput sambil menikmati sejuknya hawa Moskow membuat saya menerawang ke tanah air, membayangkan anak-anak dan suami berada di tempat yang sama, bermain, menikmati tarian megah sang air mancur. Tarian air mancur Tsaritsyno begitu lincah dan syahdu diiringi lantunan musik klasik. Pada malam hari, konon tariannya semakin indah karena diterangi oleh pencahayaan tiga ribu lampu.

Rasa rindu akan keluarga yang sudah satu pekan tak bertemu akhirnya lepas di Tsaritsyno. Ingin rasanya kembali ke kota ini menggandeng para kesayangan, menabung untuk tiket ke Rusia yang tak semahal pergi ke belahan Eropa lainnya. Sementara itu, mari lihat video cuplikan kawasan Tsaritsyno secara aerial di sini:


Sayang, Pelayanan di Bandara Domodedovo Kurang Menyenangkan
Satu hal yang kurang menyenangkan hanyalah pelayanan di Bandara Domodedovo, Moskow. Loket pelayanan imigrasi kedatangan sangat lama dan kurang sigap, baik untuk orang Rusia maupun nonRusia. Persis imigrasi Indonesia jaman dulu. Pada satu loket yang tutup, orang imigrasinya yang mungkin sedang istirahat hanya mengobrol dengan petugas loket sebelahnya yang lagi kerja. Alih-alih membuka loket dan membantu temannya. Padahal antrean imigrasi sudah sangaaaat panjaaangg dan tidak ada pemisahan berdasarkan paspor. Semua tumplek blek. Antrean panjang mengular tanpa menambah jumlah loket yang buka. Belum lagi orang-orang yang ga sabaran dan sering nyelak antrean. Duh!

Satu kejadian lainnya, saat mau pulang. Di Bandara, salah seorang pelaku usaha Indonesia disuruh membayar pungutan liar (tidak ada nota atau bukti pembayaran) oleh oknum bea cukai Bandara karena menenteng lebih dari dua tas saat hendak pulang dari Moskow. Kebayang ramainya saat jadi tuan rumah Piala Dunia 2018 mendatang. Pengen ngabur berdua suami tapi kalau ingat pelayanan imigrasi dan tanpa timnas Italia, hmm.. nanti-nanti aja deh! :p

You Might Also Like

0 comments