Melihat Si Hidung Mancung di Habitatnya

February 05, 2017

Mungkin sedikit dari kita yang pernah melihat langsung monyet berekor panjang dengan hidung mancung langsung di habitatnya, hutan mangrove Borneo. Bekantan menggantungkan hidupnya pada ekosistem mangrove karena mereka memperoleh makanannya dari ekosistem ini. Monyet berekor panjang ini memiliki nama lokal bekantan sedang nama latinnya Nasalis larvatus. Bekantan digunakan sebagai maskot salah satu pusat rekreasi di Indonesia (baca saja Dufan). Mungkin, banyak yang begitu familiar dengan logo Dufan karena terbiasa melihat stikernya menempel di kaca belakang mobil tapi tidak pernah melihat monyet ini langsung di habitatnya. Saya pun seperti itu, setelah sekian lama hanya melihat bekantan menempel di kaca belakang mobil, televisi, (tidak kebun binatang, karena saya tidak pernah menyukai kebun binatang), akhirnya mencoba untuk melihat satwa endemik dan unik ini langsung di habitatnya. Padahal saya tinggal di pulau yang merupakan habitat bekantan.  Bekantan, monyet unik ini satwa endemik di Borneo, mereka hanya ditemukan di Kalimantan, Malaysia (yang berbatasan dengan Kalimantan) dan Brunei Darusalam. Tentu saja hal ini membuat bekantan menjadi satwa yang istimewa (lagipula semua satwa liar memang istimewa karena masing-masing memiliki peran penting dalam ekosistem). Balikpapan memiliki sedikit hutan dataran rendah dan hutan mangrove. Banyak lokasi yang bisa didatangi untuk melihat bekantan di Kota Balikpapan, salah satunya adalah melalui kawasan mangrove di Graha Indah.





Melalui kawasan mangrove di Graha, kami menyewa kapal yang bermuatan sekitar 12 orang. Pada saat itu hanya berisi 8 orang, 4 orang adalah saya dan teman-teman saya, lainnya ada sekumpulan anak laki-laki usia sekolah menengah atas. Tentu saja kami patungan, harga sewa kapal di sini, menurut saya lumayan tinggi, untuk menikmati bekantan di kawasan mangrove selama kurang lebih 2 jam, sewanya 300rb.  Lokasi ini merupakan lokasi yang paling populer dirujuk sebagai tempat untuk melihat bekantan. Mengapa begitu? karena di lokasi ini, kepadatan populasi bekantan begitu tinggi sehingga kita sudah pasti akan melihat bekantan berada di ranting-ranting pohon mangrove.

Lokasi mangrove Graha yang merupakan bagian dari kawasan mangrove Somber. Terjebak di antara pemukiman dan industri membuat kumpulan bekantan ini seperti terkurung dalam sebuah enklosur alami, tidak bisa pergi kemana pun dengan wilayah jelajah yang semakin menyusut karena aktivitas manusia. Suatu saat lingkungan yang terus tertekan ini diprediksi akan kewalahan memberikan daya dukungnya akan keberadaan populasi bekantan. Bahkan ada seorang peneliti bekantan yang dengan ekstrim menyatakan bahwa populasi bekantan di lokasi ini akan punah dalam beberapa tahun ke depan. Sedih, satwa endemik yang hanya ada di pulau Kalimantan, yang memiliki daya jual ekowisata yang berkelanjutan ternyata tidak lebih berarti dibanding pajak yang didapat dari kegiatan industri yang ada. Kenapa tidak dipindah ke tempat lain? Kenapa kita yang tidak mulai meminta makhluk lain untuk terus mengalah? Saya merasa sedih melihat bagaimana pemerintah kota dan pemerintah daerah saya masih memiliki pola-pola berpikir menghidupkan perekonomian melalui esktraksi sumber daya alam.


Ekowisata melihat bekantan di Somber bisa dilakukan pada pagi hari atau sore hari karena bekantan beraktivitas pada pagi dan sore hari. Saya menyarankan untuk pergi sore hari, sekitar pukul 16.00 hingga pukul 18.00. Kita akan melihat bekantan ramai melakukan aktivitas sebelum pergi beristirahat (tidur). Kita akan melihat bekantan makan pucuk-pucuk daun dari tumbuhan yang ada di hutan mangrove, minum air sungai, atau sekedar berloncat-loncatan bersama kelompoknya dari satu pohon ke pohon lainnya. Menyenangkan sekali melihat bekantan-bekantan itu dapat hidup di habitat aslinya bukan di kebun binatang. Semoga saja kita tidak membabat habis rumah mereka lalu memindahkan sedikit dari mereka ke dalam kebun binatang dan mengatakan bahwa kita sedang melakukan upaya konservasi.



Kawasan Mangrove Graha Indah
KM 6,5 , Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
Sewa kapal 300.000
kapasitas kapal max 12 orang


*) Thx ceu Besti buat potonya



You Might Also Like

4 comments

  1. Replies
    1. ayo ke sini, kalau saya lebih merekomendasikan pergi ke Teluk Balikpapan. Tripnya lebih panjang, seharian dengan kapasitas kapal 15 orang sewa kapalnya 700-1jt :)

      Delete
  2. Kapan-kapan harus ngetrip bareeeeeng! :D Salam kenal, mangat nulisnyaaaa semoga ajeg! Salam #1minggu1cerita <3

    ReplyDelete