Kesan tentang Indonesia sebagai Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015

May 06, 2016


Warum ich dich mehr liebe als jemand anderen? Weil du schreibst - Pramoedya Ananta Toer

Terjemahan dari:

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)”

― Pramoedya Ananta Toer, Anak Semua Bangsa 

Ini adalah kenangan saya atas Frankfurt Book fair 2015. Saya sebut kenangan karena sudah berlalu lebih dari enam bulan..hehe :D.

Sejak mengetahui bahwa Indonesia akan menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015, Saya dan suami sudah memastikan dari awal bahwa kami akan datang. Sebagai WNI di perantauan, kapan lagi bisa merasakan kebanggaan ketika tanah air kita jadi pusat perhatian dunia buku internasional kan? Jadi meskipun jarak Osnabrück-Frankfurt harus ditempuh selama 4,5 jam dengan menggunakan kereta yang harganya tidak murah, kami rela #lebay.

Frankfurt Book Fair atau Frankfurter Buch Messe dalam bahasa Jerman, adalah event tahunan internasional terbesar bagi para penerbit, yang setiap tahunnya diikuti lebih dari 100 negara. Pameran buku ini telah diadakan sejak abad ke-15, tak lama setelah Guttenberg menemukan mesin cetak. Frankfurt Book Fair memilih satu negara sebagai tamu kehormatan setiap tahun untuk menampilkan industri buku, sastra, dan kebudayaannya. Dan Indonesia terpilih sebagai Guest of Honor 2015 yang lalu. Udah paham kan kenapa orang-orang seheboh itu hanya untuk sebuah pameran buku.

Pemerintah Indonesia sangat jor-joran untuk persiapan dan demi kelancaran pameran ini. Berbagai event promosi sebelumnya, penerjemahan buku-buku dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dan Jerman, tim kesenian, tim kuliner, dll..dll..tak lupa dipersiapkan. Panitia penyelenggaraan FBF berada di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata. Hasilnya, paviliun Indonesia memang sangat spektakuler dengan tagline "Indonesia: 17.000 Islands of Imagination." Paviliunnya sangat megah..menampilkan buku-buku dari Indonesia, mulai dari cerita anak-anak, budaya, kuliner, sejarah, sastra komplit. Paviliunnya bernuansa temaram dan elegan, dengan lampion tergantung di langit-langit.


Yang paling menarik perhatian saya adalah buku-buku cerita anak khas Indonesia. Saya sudah berniat akan berburu buku-buku ini, untuk mengenalkan budaya dan sastra Indonesia pada #AlifDipantara, si anak 3 tahun. Sebelum berangkat saya menyempatkan diri mencari informasi tentang buku-buku cerita anak Indonesia yang ikut serta dalam FBF 2015 ini. Karena kebetulan datang di hari terakhir, kami mendapat banyak diskon untuk buku-buku yang kami beli.

Best of all, saya bisa bertemu banyak penulis favorit saya di Frankfurt Book Fair 2015, seperti Dewi Lestari, Ahmad Fuadi, dan Ika Natassa. Dewi Lestari dan Ika Natassa adalah dua penulis wanita Indonesia yang bukunya saya koleksi: novel serial Supernovanya Dewi Lestari, Divortiare, Twivortiare, Critical Eleven-nya Ika Natassa. Buku mereka banyak menginspirasi saya sebagai seorang manusia, sebagai seorang perempuan berkeluarga, dan seorang ibu.

Sedangkan Ahmad Fuadi adalah penulis novel trilogi "Negeri lima Menara" dan beberapa buku lainnya, yang sangat menginspirasi saya untuk tetap positif dalam karier dan pendidikan. Kebetulan Ahmad Fuadi satu almamater dengan saya, yaitu dari jurusan Hubungan Internasional Unpad. Jurusan yang meskipun tampak keren, tapi sering membuat para mahasiswa dan lulusannya galau memikirkan masa depan. Sosok beliau membuat saya merasa jalur yang saya pilih (kuliah di HI Unpad, kerja di NGO, dan kemudian lanjut sekolah S2) ga salah-salah amat :).


Kesimpulannya, saya merasa sangat beruntung dan bangga bisa menghadiri Frankfurt Book Fair 2015 yang lalu. Terutama karena bisa merasakan tanah air beta nan jauh dimato tersebut sekali-kali jadi pusat perhatian dunia karena prestasinya, bukan cuma sekedar terkenal karena kebakaran hutan, banjir, kerusuhan dan yang jelek-jelek lainnya :D. 

You Might Also Like

0 comments