Kuliner Malang: Nasi Pecel Kawi

February 29, 2016

Dalam kunjungan kami ke Malang minggu lalu, host kami merekomendasikan untuk mengunjungi Nasi Pecel Kawi, di Jln. Kawi, yang bisa dicapai dengan naik angkot 5 menit dari tempat kami menginap.

Menurut ingatan suami saya, pecel di situ memang enak. Maka pagi pertama kami di Malang, jam 7 pagi sudah bergegas keluar dari homestay menuju ke sana. Dari BRI Jl. Kawi, kami naik angkot MM.

Sampai di sana (Nasi Pecel Kawi yang di Jl. Kawi No. 46 Malang), tidak terlalu banyak pengunjung. Kami dilayani cukup cepat. Tiga piring nasi pecel tersaji dalam waktu kurang dari lima menit. Nasi pecel pedas untuk saya dan suami, dan satu yang tidak pedas untuk Alif. Selain tempe yang sudah default, saya menambah sate sebagai ekstra lauk. Sementara suami menambahkan babat ke piringnya.


Ini bukan pertama kalinya saya makan nasi pecel jawa timuran..dulu banget pernah diajak teman sarapan nasi pecel di Surabaya. Beberapa kali suami saya juga beli nasi pecel di kereta (waktu penjual makanan dll masih diizinkan berdagang di stasiun/kereta). Tapi so far..Nasi Pecel Kawi inilah yang paling enak!! :) Bumbu kacangnya kental dan gurih..sate yang saya pesan pun cocok dilidah..manis-manis pedas...ditambah krispinya ronge-ronge (bahasa Kuningan untuk menyebut rempeyek), enak deh pokoknya. Mengesankan! Untuk tiga piring nasi pecel plus sekitar 4 potong lauk ekstra (ya..kami memang agak kalap -_-), kami membayar Rp. 93.000.. Agak mahal untuk ukuran sarapan..tapi kayaknya mahal karena lauknya banyak..hahaha..

Ketika selesai membayar dan hendak pergi, si mbak yang melayani menjelaskan..bahwa di sebelah sana (tak jauh dari situ), ada satu lagi resto "Pecel Kawi Malang" yang menggunakan lambang dan nama yang persis sama dengan yang kami datangi. Si Mbak menjelaskan..bahwa yang asli adalah yang punya dia..yg satunya itu palsu tapi sok-sokan di spanduk depan menuliskan "terkenal sejak 1975".

Karena penasaran, kamipun berjalan untuk mengecek kesana. Ternyata benar. Si resto satunya (Jl. Kawi No. 43 B Malang) menggunakan lambang dan nama yang persis sama. Bedanya hanya di tulisan "terkenal sejak 1975" dan pengunjungnya, yang satu ini terlihat ramai..banyak mobil-mobil parkir di depannya.

Kami sempat bertanya pada teman yang tinggal di Malang, karena penasaran mana sebenarnya yang asli (iseng banget kita ya..haha). Kesimpulan akhirnya, kami tetap tidak tahu mana yang asli..bisa jadi si mbak benar..bisa jadi dia yang palsu..atau bisa jadi juga dua-duanya palsu.. #yauwis #teruskenapa haha..

Yang pasti sih..saya mencoba yang di Jl. Kawi 46 dan sangat terkesan dengan rasanya! :) Jika saja Nasi Pecel Kawi yang duluan berdiri pernah mendaftarkan nama dan merek dagangnya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJHKI), masalah begini akan gampang diatasi. *tapi manalah para pelaku usaha kecil ini kepikiran ya*

You Might Also Like

0 comments