Kunjungan singkat ke Manila

January 27, 2016

Jika mengunjungi sebuah kota atau negara, beruntung kami selalu mendapatkan insiders view alias tips dari akamsi (anak kampung sini). Begitu juga waktu berkunjung ke Manila. Seorang teman dan temannya berbaik hati menemani kami ke tempat-tempat yang menurut orang lokal "cool".

Sesampainya di Manila, saya kok merasa familiar. Mulai dari penampakan orang-orang, cuaca, sampai jalanan macetnya mirip banget sama Jakarta :D Yang agak berbeda, mayoritas tempat makan di Metro Manila ga halal, mengingat mayoritas penduduknya yang beragama Katolik. Meskipun demikian, tempat makan halal pun bisa ditemukan, asalkan riset dulu sebelumnya.

Karena tujuan kami ke Manila saat itu adalah untuk urusan pekerjaan, jadi jalan-jalan ya hanya sampingan :D. Pertama-tama, teman lokal kami mengajak ke National Museum of Philippines. Seperti standarnya sebuah museum nasional, di sana kami belajar banyak tentang sejarah Filipina mulai dari jaman batu, sampai sejarah kontemporer.

Di sana saya pun belajar, bahwa sebelum kolonialisme Eropa mencapai Kepulauan Nusantara dan Filipina, kondisi masyarakat kita benar-benar mirip. Menurut saya, museum nasional ini termasuk salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika bertandang ke Manila. Harga tiketnya sedikit lebih mahal daripada museum-museum di Indonesia, yaitu 150 PHP untuk orang dewasa (sekitar 44000 IDR).

Kami sempat diajak juga jalan-jalan ke universitas negeri terbaik di Filipina, yaitu University of the Philippines Dilliman, di Quezon City (masih termasuk kawasan Metro Manila). Di sana kami diajak melihat tempat nongkrong mahasiswa, gedung-gedungnya, serta mencicipi makanan murah meriah khas kampus.

Kami juga diajak nongkrong sambil makan jajanan pinggir jalan di Teluk Manila menjelang sunset. Jajanannya enak..pedas-pedas gimana gtu..murah pula. Saat itu banyak warga lokal maupun turis yang menghabiskan waktu dengan menikmati sunset di sana.
 
Nongkrong sambil ngemil di Teluk Manila
Selain itu, tempat yang wajib dikunjungi jika ke Manila adalah Intramuros, distrik tertua dan bersejarah di Manila, yang berdiri sejak 1571. Sayangnya karena macet dan salah perhitungan waktu, kami tidak bisa masuk ke dalamnya karena sudah tutup :( (nyampe sana sekitar jam 18.00 sore).

Untuk urusan makanan selain jajanan dan tempat makan yang ditunjukkan oleh teman kami, ada juga favorit kami sendiri karena makanannya yang enak banget. Salah satunya adalah Wooden Spoon restaurant di Katipunan Avenue, Quezon City. Lokasinya tidak jauh dari Ateneo de Manila university, yang merupakan universitas swasta terbaik di Filipina. Makanan favorit saya di sini adalah salmon belly soup dan sago cake nya..mak..enak banget!! Makanan Filipina rasanya tidak jauh berbeda dengan makanan Indonesia, hanya saja sambal mereka tidak sepedas sambal Indonesia.

Saya sungguh terkesan dengan Manila..semoga lain kali ada kesempatan untuk berkunjung kembali ke Manila dan daerah-daerah lain di Filipina (ke Boracay misalnya..hehe).

You Might Also Like

0 comments