Jejak Katumbiri

January 29, 2009

Ada yang bilang bahwa hidup para petualang itu seperti kuda liar.
Mereka pergi mencari dunia, mencari hal-hal yang tak pernah mereka temui sebelumnya..
Kuda-kuda itu pergi ke mana kaki membawa badan mereka, menggeliat dan berusaha melepas tali kekang yang mengikat mereka.
Tak ada yang mampu menaklukan mereka selagi mereka masih memiliki tenaga untuk melihat dunia.

Namun, ada kalanya sang kuda liar lelah dan ingin kembali ke rumah.
Layaknya burung yang lelah terbang mengitari angkasa lalu pulang kembali ke sangkar.

Beberapa hari yang lalu, timbul keinginan dari tiga perempuan untuk kembali mencari dan memberikan eksistensi mereka di dunia maya. Segala konsep dirancang. Semua nama disebutkan. Dan mendapat sebuah titik temu akan sebuah dokumentasi rangkaian perjalanan yang pernah dilalui. Titik temu itu bernama katumbiri, bahasa Sunda dari Pelangi. Tak ada lagi yang perlu dijelaskan mengenai pelangi. Semua orang sudah tahu bahwa pelangi adalah sebuah bias warna-warni cahaya setelah hujan turun. Banyak filosofi di balik sebuah pelangi. Perempuan-perempuan itu hanya mencoba menelusuri kembali jejak pelangi, jejak katumbiri.

Satu orang perempuan lainnya, yang pernah menghadapi perjalanan yang sama, hendak ikut serta. Tak ada yang bisa menolak bantuan. Begitu pula bila ada perempuan lain atau laki-laki yang hendak bergabung. Mari bersama menelusuri jejak katumbiri..

You Might Also Like

0 comments