Mampir Makan di "Kantjil to go" Amsterdam

October 01, 2016

Ah kangen mau melanjutkan cerita wisata kuliner Indonesia di Eropa. Cerita-cerita sebelumnya bisa dibaca di sini, situ, sana, situ, sini, dan sana. Kali ini tentang sebuah restoran yang cukup besar di Amsterdam yang bernama Kantjil & de Tijger Amsterdam.
 
Awalnya kami menemukan restoran inipun karena tidak sengaja. Beberapa hari sebelum berangkat ke Belanda, kami sudah membuat daftar restoran atau warung Indonesia di kota yang kami tuju di Belanda yang akan kami datangi. Tidak banyak jumlahnya, karena waktu kunjungannya pun hanya tiga hari dua malam saja. Namun ketika kami mencari lokasi warung-warung tersebut, seringkali kami nyasar, atau sudah terlalu lapar, sampai akhirnya kami memutuskan asal makan di tempat terdekat.
 
Dan itulah yang terjadi hari itu, suatu sore yang cerah (namun dingin) di akhir bulan April di Amsterdam. Setelah menurunkan backpack dan barang-barang berat di tempat menginap, kami naik tram menuju pusat kota. Di tengah jalan, mata kami menangkap tulisan "Kantjil to go, Indonesian Food to go". Waini! Kami yang sudah kelaparan langsung memutuskan turun di halte tram selanjutnya, dan berjalan menuju warung makan tersebut. Urusan rasa, gimana nanti. Yang penting perut lapar bisa teratasi.


Kedai "Kantjil to go" ini kecil saja. Hanya ada dua orang pramusaji. Tapi ouwh..lalu kami menyadari, ternyata bagian yang ini adalah bagian kecil dari sebuah restoran besar "Kantjil & de Tijger", sebuah restoran Indonesia yang tampak cukup ramai. Seperti kebanyakan restoran Indonesia di Belanda, restoran ini menyajikan menu "Rijstafel", cara penyajian makanan Indonesia sekaligus semua jenis di satu meja, mirip-mirip seperti di Restoran Padang. Bagian "Indonesian Food to go" ini sepertinya dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembeli yang ingin memesan makanan buru-buru untuk dibawa. Hampir tidak ada tempat duduk di bagian "to go" ini. Hanya dua garis meja di pojokan untuk makan sambil berdiri.
 
Okelah..mari kita langsung memesan. Untuk menu basisnya bisa memilih nasi putih, nasi goreng, atau bakmi goreng. Menu sayurannya terdiri dari beberapa jenis yang mencakup: orak arik (telor di orak-arik dengan wortel, paprika, kol), tauco buncis, pakcoy tahu, dan gado-gado. Sedangkan menu lauknya terdiri dari: sate ayam, rendang, dan ayam rica.
 
Untuk harga, harga makanan di Belanda secara umum memang lebih mahal daripada di Jerman..hiks. Jika kita memilih menu basis+1 jenis sayuran atau 1 menu lauk, ukuran kotak M harganya 4.5 Euro, dan kotak ukuran L harganya 6 Euro. Sedangkan jika kita memilih menu basis+1 jenis sayur+1 jenis lauk, kotak ukuran M harganya 6 Euro, dan kotak yang L harganya 7.5 Euro.
 

Makanan yang dijual di bagian takeaway menunya sama dengan yang dijual di restoran. Mas yang melayani kami ternyata bisa Bahasa Indonesia, walaupun bertampang bule. Dia mempersilakan kami memilih. Hem..tampak enak. Kami memesan dua porsi untuk bertiga. Anak kecil 3,5 tahun masih bisa makan nebeng punya ayah-ibu. Si mas inipun memberi informasi, mana yang pedas, melihat kami membawa anak kecil yang belum bisa makan pedas.
Diluar harapan kami yang sedang kelaparan, ternyata rasanya beneran enak! Kami bertiga makan dengan lahap. Bumbu satenya berasa banget, ga jauh beda dengan rasa bumbu sate di tanah air. Begitupun dengan rasa makanan yang lainnya. Kaya dengan rempah dan kaya rasa. Pantas rasanya benar-benar masih otentik, ternyata yang memasak didatangkan langsung dari Indonesia. Memasak makanan apapun pada dasarnya memang bisa dipelajari, tapi tentu lebih baik kalo yang memasak adalah orang yang tahu betul bagaimana rasa asli sebuah makanan khas tersebut.
 
Makanan untuk takeaway disajikan di kotak kertas ramah lingkungan yang praktis. Saya terkesan dengan desain bagian takeaway lengkap dengan desain daftar menu dan kotak kertasnya. Sederhana, ramah lingkungan, dan khas anak muda (saya masih masuk generasi milenial loh!). Saya dan suami sangat terkesan dengan "Kantjil to go." Soalnya di Jerman belum ada restoran Indonesia dengan model seperti ini. Tapi..ah..modal..di mana modal..haha..

Kantjil to go / Kantjil & de Tijger
Spuistraat 291-293
1012 VS Amsterdam

Jam Buka
Monday 12–11PM
Tuesday 12–11PM
Wednesday 12–11PM
Thursday 12–11PM
Friday 12–11PM
Saturday 12–11PM
Sunday 12–11PM


You Might Also Like

10 comments

  1. Walaupun di LN tapi teteup yah yg dicari makanan indonesia😄 Seru bacanya, jd buat mupeng ke belanda juga:")

    Semoga kelak bisa keliling eropa dan mampir ke belanda🙏

    ReplyDelete
  2. langsung melipir tukang sate ah hari ini :)

    ReplyDelete
  3. Ah tataat..perjalananmu selalu membuat ngileeeers :p,
    Dirimu bisa kompakan gt suami istri jf mahasiswa disanaa ?
    Ituuu dirimu bisa banyak bahasa? Ah keceee :*:*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suami ga kuliah Ien..beliau mah kerja2 sampingan sama freelance :). Belajar bahasa demi bisa bertahan T_T huhu..soalnya org jerman pada males ngomong inggris..

      Delete
  4. Seru sekali teh jalan2nya... Ngiler jadinya, cz impian aku jalan2 ke eropa stelah umroh ... Smoga ada rezekinya .. Amin.

    ReplyDelete
  5. ngileeer... pengen ih bisa jalan2 ke berbagai negara kaya mbak...
    salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba Icha yg foto2 dan makanannya bikin ngiler..hehe.. Salam kenal juga :)

      Delete