Akhir bulan tak selamanya bikin pusing tujuh keliling karena tak bisa piknik. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan pada akhir bulan adalah wisata Rusa di Istana Bogor. Gerombolan rusa dibiarkan asyik berkeliaran dengan bebas di halaman Istana Bogor. Rakyat dipersilahkan melongok dari kejauhan, tepatnya dari pagar luar Istana Bogor. Alkisah, ada enam ekor rusa di Istana Bogor yang pertama kali didatangkan pada tahun...
Kalau ada sayembara soto mie terbaik se-Jakarta Raya, saya yakin Soto Mie Amin Ligut masuk jadi nominasi dan keluar sebagai pemenang. Lihat saja.. Soto Ayam Kuah Santan, di Soto Mie Amin Ligut Kuah soto mie di kedai milik Pak Amin Ligut ini merosooooot ke tenggorokan. #eh 😋 Segar, bening, berminyak, tapi sedaaaappp! Tak ada yang bisa mengalahkan resep tradisional yang diracik oleh Pak...
Sejak pindah ke Jerman 2,5 tahun lalu, kami sekeluarga mulai membiasakan diri berbelanja kebutuhan rumah di flohmarkt atau flea market alias pasar barang bekas. Alasan utamanya tentu karena harga barang-barang yang jauh lebih murah dengan kualitas oke. Isi apartemen kami saat inipun lebih banyak diisi barang-barang hasil mengambil di hari pembuangan (bukan hari pembalasan ya!), pemberian orang, atau hasil beli di flohmarkt. Waktu...
"Breastfeeding: Ready Made with Love" Dear para Ibu, siapa yang sepakat bahwa menjadi Ibu adalah anugerah terbaik dari Tuhan? *unjuk dua tangan ke atas* Tapi memang menjadi Ibu bukanlah hal yang mudah. Baik newmom maupun oldmom, baik ibu rumah tangga maupun ibu bekerja pasti bakal terus menerima ragam tantangan tersendiri. Percaya deh dengan apa yang dikatakan Rudy! #ehRudysiapaya Salah satu tantangan terbesar saya...
Pada awal bulan Oktober, tepatnya tanggal 3-5 Oktober lalu, Kapal Dewaruci yang tersohor merapat di Pelabuhan Semayang Kota Balikpapan. Dewaruci dibuat pada tahun 1952 dan pertama diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953. Kapal ini berpangkalan di Surabaya. Kapal Dewaruci merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki oleh TNI AL dan digunakan sebagai kapal latih bagi taruna/kadet. Kapal Dewaruci dilengkapi dengan bendera berbagai negara, saya...
Kesempatan menginap di dalam sebuah Karavan datang ketika kami mengunjungi beberapa teman di Praha, Republik Ceko musim panas 2015. Empat orang teman ini pernah mengunjungi Indonesia tujuh tahun yang lalu. Kami berkenalan di Jakarta. Lalu ketika waktunya memungkinkan untuk melakukan kunjungan balasan, kamipun menghubungi mereka. Beruntung mereka lalu bersedia menampung kami selama satu minggu bergantian. Selain untuk menghemat pengeluaran, menginap dengan warga asli...
Sedih! Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan saya setelah mengunjungi Danau Jempang, salah satu danau terbesar di Indonesia, yang terletak di Kecamatan Jempang, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Bagaimana tidak, danau yang seharusnya menjadi potensi ekowisata Kutai Barat ini, seolah sangat kurang mendapatkan perhatian terutama dari pemerintah setempat padahal tempat ini sudah dicanangkan menjadi desa wisata sejak tahun 1990an. Lokasi wisata alam ini...
Seperti yang pernah disebutkan Marq di awal tulisan ini, blog ini adalah blog bertema jalan-jalan. Lalu kalo dikasih tema lagi, ehm..syulit. Apalagi tema minggu ini dari #1minggu1cerita tentang upacara bendera. Tapi tidak ada yang tidak mungkin..nyambung ga nyambung, harus nyambung! :D Sejak duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, saya rutin melakukan upacara bendera setiap hari Senin. Sejak kelas 4 SD,...
Kampung Batik Kauman, Solo, Jawa Tengah Tepat tujuh tahun sudah UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia. Teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya menjadi warisan kemanusiaan yang penting buat dilestarikan. Nah, kali ini tepat sepertinya bila sedikit cerita waktu berkunjung ke salah satu surga batik di Solo, yakni Kampung Batik Kauman. Kampung Batik Kauman merupakan salah satu dari dua...
Ah kangen mau melanjutkan cerita wisata kuliner Indonesia di Eropa. Cerita-cerita sebelumnya bisa dibaca di sini, situ, sana, situ, sini, dan sana. Kali ini tentang sebuah restoran yang cukup besar di Amsterdam yang bernama Kantjil & de Tijger Amsterdam.
Awalnya kami menemukan restoran inipun karena tidak sengaja. Beberapa hari sebelum berangkat ke Belanda, kami sudah membuat daftar restoran atau warung Indonesia di kota yang kami tuju di Belanda yang akan kami datangi. Tidak banyak jumlahnya, karena waktu kunjungannya pun hanya tiga hari dua malam saja. Namun ketika kami mencari lokasi warung-warung tersebut, seringkali kami nyasar, atau sudah terlalu lapar, sampai akhirnya kami memutuskan asal makan di tempat terdekat.
Dan itulah yang terjadi hari itu, suatu sore yang cerah (namun dingin) di akhir bulan April di Amsterdam. Setelah menurunkan backpack dan barang-barang berat di tempat menginap, kami naik tram menuju pusat kota. Di tengah jalan, mata kami menangkap tulisan "Kantjil to go, Indonesian Food to go". Waini! Kami yang sudah kelaparan langsung memutuskan turun di halte tram selanjutnya, dan berjalan menuju warung makan tersebut. Urusan rasa, gimana nanti. Yang penting perut lapar bisa teratasi.
Kedai "Kantjil to go" ini kecil saja. Hanya ada dua orang pramusaji. Tapi ouwh..lalu kami menyadari, ternyata bagian yang ini adalah bagian kecil dari sebuah restoran besar "Kantjil & de Tijger", sebuah restoran Indonesia yang tampak cukup ramai. Seperti kebanyakan restoran Indonesia di Belanda, restoran ini menyajikan menu "Rijstafel", cara penyajian makanan Indonesia sekaligus semua jenis di satu meja, mirip-mirip seperti di Restoran Padang. Bagian "Indonesian Food to go" ini sepertinya dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembeli yang ingin memesan makanan buru-buru untuk dibawa. Hampir tidak ada tempat duduk di bagian "to go" ini. Hanya dua garis meja di pojokan untuk makan sambil berdiri.
Okelah..mari kita langsung memesan. Untuk menu basisnya bisa memilih nasi putih, nasi goreng, atau bakmi goreng. Menu sayurannya terdiri dari beberapa jenis yang mencakup: orak arik (telor di orak-arik dengan wortel, paprika, kol), tauco buncis, pakcoy tahu, dan gado-gado. Sedangkan menu lauknya terdiri dari: sate ayam, rendang, dan ayam rica.
Untuk harga, harga makanan di Belanda secara umum memang lebih mahal daripada di Jerman..hiks. Jika kita memilih menu basis+1 jenis sayuran atau 1 menu lauk, ukuran kotak M harganya 4.5 Euro, dan kotak ukuran L harganya 6 Euro. Sedangkan jika kita memilih menu basis+1 jenis sayur+1 jenis lauk, kotak ukuran M harganya 6 Euro, dan kotak yang L harganya 7.5 Euro.
Makanan yang dijual di bagian takeaway menunya sama dengan yang dijual di restoran. Mas yang melayani kami ternyata bisa Bahasa Indonesia, walaupun bertampang bule. Dia mempersilakan kami memilih. Hem..tampak enak. Kami memesan dua porsi untuk bertiga. Anak kecil 3,5 tahun masih bisa makan nebeng punya ayah-ibu. Si mas inipun memberi informasi, mana yang pedas, melihat kami membawa anak kecil yang belum bisa makan pedas.
Diluar harapan kami yang sedang kelaparan, ternyata rasanya beneran enak! Kami bertiga makan dengan lahap. Bumbu satenya berasa banget, ga jauh beda dengan rasa bumbu sate di tanah air. Begitupun dengan rasa makanan yang lainnya. Kaya dengan rempah dan kaya rasa. Pantas rasanya benar-benar masih otentik, ternyata yang memasak didatangkan langsung dari Indonesia. Memasak makanan apapun pada dasarnya memang bisa dipelajari, tapi tentu lebih baik kalo yang memasak adalah orang yang tahu betul bagaimana rasa asli sebuah makanan khas tersebut.
Makanan untuk takeaway disajikan di kotak kertas ramah lingkungan yang praktis. Saya terkesan dengan desain bagian takeaway lengkap dengan desain daftar menu dan kotak kertasnya. Sederhana, ramah lingkungan, dan khas anak muda (saya masih masuk generasi milenial loh!). Saya dan suami sangat terkesan dengan "Kantjil to go." Soalnya di Jerman belum ada restoran Indonesia dengan model seperti ini. Tapi..ah..modal..di mana modal..haha..
Kantjil to go / Kantjil & de Tijger
Spuistraat 291-293
1012 VS Amsterdam
Jam Buka
Monday 12–11PM
Tuesday 12–11PM
Wednesday 12–11PM
Kantjil to go / Kantjil & de Tijger
Spuistraat 291-293
1012 VS Amsterdam
Jam Buka
Monday 12–11PM
Tuesday 12–11PM
Wednesday 12–11PM
Thursday 12–11PM
Friday 12–11PM
Saturday 12–11PM
Sunday 12–11PM
Friday 12–11PM
Saturday 12–11PM
Sunday 12–11PM