Foto-foto Dulu Sebelum Trekking |
Beberapa hari yang lalu, saya dan
beberapa teman sengaja melakukan trekking di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dengan beberapa alasan, seperti :
refreshing, dokumentasi untuk keperluan pekerjaan, dan mencari pengalaman baru.
Sebagai orang Balikpapan, dilahirkan di Balikpapan, hari itu adalah hari
pertama kami menginjakkan kaki di HLSW. Seharusnya, kami datang pagi-pagi
sekali mengingat aktivitas satwa-satwa diurnal (aktif di siang hari) dimulai
sejak subuh, tapi apa daya kami tiba pukul 06.30 yang seharusnya sudah mulai
trekking pada pukul 06.00. Sehingga kami baru mulai melakukan perjalanan pada
pukul 06.45.
Terdapat 3 Ekor Buaya di Danau Ini |
Perjalanan diawali dengan
melewati danau yang terdapat di HLSW, terdapat 3 ekor buaya sepanjang 3 meter di danau ini yang untung
saja tidak menampakkan diri pada hari itu. Sebelumnya ada buaya berukuran besar
yang terpaksa harus dipindahkan oleh pihak pengelola HLSW. Buaya tersebut sejak
kecil sering diberi makan oleh warga sehingga buaya menjadi agresif meminta
makan dari warga yang pada akhirnya meresahkan. Sejak saat itu, larangan keras
pemberian makan dalam bentuk apapun kepada satwa-satwa liar yang ada di HLSW
diberlakukan karena dapat merubah perilaku alami satwa.
Terdapat Beberapa Pilihan Jalur Trekking |
Yang Tidak Terekspos dan Terekspos Sinar Matahari |
Barisan Rayap Pada Batang Pohon Tumbang |
HLSW yang merupakan hutan tropis
dataran rendah didominasi oleh pohon jenis meranti (Shorea sp). Pohon-pohon
bernilai ekonomis ini dapat tumbuh hingga ketinggian 60 meter, makannya gak
heran ya kalau pembalakan liar marak terjadi di Hutan Kalimantan (yang
sebenarnya terjadi di semua hutan di Indonesia). Bayangkan saja, berapa nilai
dari kayu meranti setinggi puluhan meter itu jika dijual di pasaran. Menggiurkan
bagi oknum-oknum egois yang tidak bertanggungjawab.
Sepanjang perjalanan kami
ditemani suara burung yang bersahut-sahutan, rasanya menenangkan sekali
walaupun wujudnya tidak terlihat. Kami ingin melihat rangkong yang terdapat di
HLSW, namun, karena habitat rangkong terdapat pada pucuk pohon yang super
tinggi dan kami tidak memiliki binocular, jadi saja kami tidak melihat
rangkong, hanya beberapa kali mendengar suaranya. Beberapa satwa liar eksotis
yang ada di HLSW seperti beruang madu, macan kumbang, kucing hutan, dan
bekantan tidak terlihat oleh kami. Sebagian karena mereka merupakan hewan nokturnal
(aktif di malam hari) dan sebagian karena mereka sudah beristirahat saat kami
melakukan trekking. Lagipula, kami juga terlalu berisik sehingga menyebabkan
satwa-satwa yang ada bersembunyi. Hanya saja sering kali temukan kulit buah
bekas makan monyet, dan jejak kaki babi hutan di kubangan sepanjang jalan
setapak. Next time, kami akan lebih
tenang.
Setelah melakukan perjalanan
sejauh 7 KM, kami melewati sebuah sungai. Pada saat pasang, sungai ini akan
dilewati buaya karena 5 KM kearah hilir memang tempat nongkrongnya para buaya,
mereka menyebutnya Gudang Buaya, karena begitu banyaknya buaya di tempat itu.
Lumayan thrilling juga melewati jembatannya.
Pohon Meranti dan Sungai Yang dilewati Buaya Saat Pasang |
Di sisa perjalanan, lintasan
tidak seberat, sepertiga lintasan di tengah perjalanan, yang merupakan kubangan
lumpur yang dihuni para pacet. Tahu pacet kan? Binatang parasit yang suka
menempel dan menghisap darah. Kami tiba di ujung lintasan pada pukul 10.30 dan
bertemu segerombolan lelaki bersepeda yang tampaknya sedang melakukan touring
dan mengajak kami untuk foto bersama. Lumayan..
Oleh-oleh trekking di HLSW? Banyak!
Selain pengalaman baru, olahraga yang menyenangkan (kami berjalan sepanjang 9
KM pada akhirnya), dan tentu saja pacet yang menempel di hampir semua kaki
peserta trekking (terapi kesehatan gratis). Yuk! Cobain trekking di Hutan
Kalimantan!
Foto Bareng yang Lagi Touring |
Catatan :
- Buat janji sebelum melakukan trekking (persiapan guide dll)
- Trekking jauh lebih baik dilakukan pagi-pagi sekali,
- Kenakan sepatu tertutup dan kaos kaki.
- Kenakan celana panjang dan baju lengan panjang untuk menghindari goresan dari tanaman dan gigitan serangga.
- Lotion anti nyamuk dapat dioleskan pada pakaian dan sepatu selain badan untuk menghindari pacet menempel.
- Bawa kamera karena akan banyak hal yang dapat didokumentasikan
- Bawa binocular (bisa pinjam atau sewa)
- Bawa bekal minum
- Jangan buang sampah sembarangan selama trekking
Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW)
Jl. Raya Balikpapan - Samarinda KM 15
Balikpapan - Kalimantan Timur
Indonesia
No comments:
Post a Comment