Sesampainya di Manila, saya kok merasa familiar. Mulai dari penampakan orang-orang, cuaca, sampai jalanan macetnya mirip banget sama Jakarta :D Yang agak berbeda, mayoritas tempat makan di Metro Manila ga halal, mengingat mayoritas penduduknya yang beragama Katolik. Meskipun demikian, tempat makan halal pun bisa ditemukan, asalkan riset dulu sebelumnya.
Karena tujuan kami ke Manila saat itu adalah untuk urusan pekerjaan, jadi jalan-jalan ya hanya sampingan :D. Pertama-tama, teman lokal kami mengajak ke National Museum of Philippines. Seperti standarnya sebuah museum nasional, di sana kami belajar banyak tentang sejarah Filipina mulai dari jaman batu, sampai sejarah kontemporer.
Kami juga diajak nongkrong sambil makan jajanan pinggir jalan di Teluk Manila menjelang sunset. Jajanannya enak..pedas-pedas gimana gtu..murah pula. Saat itu banyak warga lokal maupun turis yang menghabiskan waktu dengan menikmati sunset di sana.
Nongkrong sambil ngemil di Teluk Manila |
Untuk urusan makanan selain jajanan dan tempat makan yang ditunjukkan oleh teman kami, ada juga favorit kami sendiri karena makanannya yang enak banget. Salah satunya adalah Wooden Spoon restaurant di Katipunan Avenue, Quezon City. Lokasinya tidak jauh dari Ateneo de Manila university, yang merupakan universitas swasta terbaik di Filipina. Makanan favorit saya di sini adalah salmon belly soup dan sago cake nya..mak..enak banget!! Makanan Filipina rasanya tidak jauh berbeda dengan makanan Indonesia, hanya saja sambal mereka tidak sepedas sambal Indonesia.
No comments:
Post a Comment